SuaraMalang.id - Ketegangan Eropa akibat perseteruan Ukraina vs Rusia akhirnya sedikit mereka. Presiden Rusia Vladimir Putin berjanji tidak akan menggelar kegiatan militer baru di dekat Ukraina.
Keputusan Putin ini disampaikan seorang pejabat Prancis menyusul pertemuan dialog antara Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Putin di Rusia kemarin. Pertemuan tersebut untuk meredakan tensi panas di Eropa akhir-akhir ini.
Menurut pejabat itu, Putin juga sepakat bahwa tentara Rusia yang ikut dalam latihan militer di wilayah Belarusia dekat perbatasan Ukraina akan ditarik mundur segera setelah kegiatan itu selesai.
Putin sendiri tidak menyinggung tentang hal itu ketika dia berbicara kepada awak media setelah pembicaraan selama enam jam dengan Macron di Kremlin pada Senin malam.
Reuters tidak bisa mengonfirmasi secara independen bahwa Rusia telah membuat komitmen semacam itu. Pejabat Prancis itu berbicara kepada wartawan dengan syarat agar namanya tidak dipublikasikan.
Macron menjadi pemimpin Barat pertama yang bertemu Putin sejak Moskow mulai mengerahkan pasukan ke dekat Ukraina.
Negara-negara Barat mengatakan mereka khawatir Rusia sedang bersiap untuk menduduki Ukraina. Moskow membantah tentang hal itu, namun mengatakan Rusia bisa mengambil tindakan militer kecuali tuntutannya soal jaminan keamanan dipenuhi oleh Barat.
Pejabat Prancis itu mengatakan selama pembicaraan dengan Putin, Macron telah setuju untuk "membuka dialog tentang masalah-masalah strategis", namun tidak dijelaskan secara terperinci dialog itu akan membahas soal apa.
Putin sebelumnya menuntut perubahan dalam pengaturan keamanan di Eropa, termasuk janji bahwa NATO tidak akan pernah mengakui Ukraina, bahwa rudal tidak akan pernah dikerahkan ke dekat perbatasan Rusia dan bahwa aliansi Barat itu akan mengurangi infrastruktur militernya.
Baca Juga: Macron Bertemu Putin, Rusia Setuju Tak Lakukan Manuver Baru di Dekat Ukraina
Pejabat Prancis tersebut mengatakan kesepakatan juga dicapai dalam pembicaraan itu untuk meningkatkan diplomasi di bawah "Format Normandia", di mana Prancis dan Jerman bertindak sebagai fasilitator dalam pembicaraan-pembicaraan yang menyangkut Rusia dan Ukraina. ANTARA
Berita Terkait
-
Macron Bertemu Putin, Rusia Setuju Tak Lakukan Manuver Baru di Dekat Ukraina
-
Inggris Siap Jatuhkan Sanksi jika Rusia Serang Ukraina
-
Rusia-Ukraina Memanas, Inggris Pertimbangkan Kirim Pesawat Tempur dan Kapal Perang
-
Ukraina Bersatu, Warga Sipil Ikut Dilatih Perang Hadapi Kemungkinan Serangan Rusia
-
Amerika Sebut Rusia Sudah Siagakan 100 Ribu Pasukan Dekat Perbatasan, Siap Gempur Ukraina Kapanpun
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
BRI Bangun UMKM Tangguh Lewat BRILiaN, Pengusaha Muda Kombucha Jadi Inspirasi
-
Nikmati, Cashback Maksimal dari BRI untuk Investor Sukuk Ritel SR023T3 dan SR023T5
-
Modal Gercep! Saldo Rp199 Ribu Langsung Cair, Sikat 3 Link DANA Kaget Ini
-
BRI Hadirkan QRIS Kartu Kredit di Super Apps BRImo untuk Transaksi Besar
-
Lewat Holding UMi, BRI Tingkatkan Keuangan Inklusif untuk UMKM