Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Jum'at, 28 Januari 2022 | 15:11 WIB
Ilustrasi Narkoba (freeimages)

SuaraMalang.id - Kemarin warga Jember Jawa Timur ( Jatim ) dihebohkan dengan sejumlah kasus peredaran narkoba dan obat berbahaya. Salah satunya menerpa puluhan siswa SMP.

Sebanyak 23 siswa SMP Negeri di Jember diperiksa terkait kepemilikan obat keras berbahaya (Okerbaya) jenis pil koplo. Saat itu polisi menemukan sejumlah pil disimpan oleh salah siswa.

Di sebut-sebut pil koplo tersebut sudah beredar di kalangan pelajar SMP. Pemasoknya seorang pemuda setempat yang saat ini masih diburu oleh kepolisian.

Kasus peredaran pil koplo di SMP ini bukan satu-satunya kasus narkoba di Jember. Sebelumnya jutaan pil koplo juga disita di Perumahan Taman Gading.

Baca Juga: Soal Kerangkeng Manusia di Rumah Bupati Langkat, Dedi Mulyadi: Kenapa Tak Diperbaiki Sejak Lama?

Terkait peredaran kasus narkoba ini, DPRD menganggap Jember sudah memasuki darurat narkoba. Hal ini disampaikan oleh Ketua DPRD Itqon Syaugi, Jumat (28/01/2022).

"Memang sudah darurat Jember ini, karena beberapa waktu lalu ada jutaan pil okerbaya di Perumahan Taman Gading yang disita polisi. Apalagi sekarang sudah menyasar kalangan siswa-siswi SMP yang notabene generasi penerus bangsa," ujarnya seperti dikutip dari beritajatim.com jejaring media suara.com.

Medio Maret 2020, polisi menyita 4,9 juta pil merek Dextro, pil Trex, Novason dan lain-lain dari dua tersangka. Awal pekan ini, Selasa (25/1/2022), polisi memeriksa 23 siswa dan siswi salah satu SMP di Jember karena dugaan keterlibatan pemakaian dan peredaran pil koplo.

"Kami minta ketegasan aparat kepolisian, terutama terhadap bandar-bandarnya, agar ditindak tegas. Semata-mata demi masa depan bangsa, masa depan masyarakat Jember juga," ujarnya.

Sekali terjerat okerbaya, kata dia, bukan hanya merusak mental, namun juga merusak syaraf. Padahal usia SMP adalah masa perkembangan dan pertumbuhan anak, masa aktualisasi diri.

Baca Juga: Disuruh Beli Barang Begituan dengan Imbalan Rp 50 Ribu, SYB Kembali Ditangkap

"Seharusnya anak-anak ini bisa bertumbuh kembang dengan baik," kata politisi Partai Kebangkitan Bangsa ini menambahkan.

Achmad Dhafir Syah, anggota Komisi D dari Partai Keadilan Sejahtera, membenarkan jika penggunaan pil koplo di kalangan siswa dan siswi SMP memprihatinkan.

Dia menduga peredaran pil koplo di kalangan pelajar SMP tak ubahnya fenomena gunung es.

"Boleh dibilang Jember darurat narkoba. Biasanya di kalangan pelajar yang disalahgunakan adalah Dextromethorphan dan Trihexyphenidyl yang dioplos dengan minuman. Ini perlu perhatian. Semua pihak perlu memikirkan solusi terbaik," katanya.

"Ini jadi tanggung jawab kita bersama. Tanggung jawab bukan hanya diserahkan kepada Dinas Pendidikan, tapi semua yang terlibat untuk penggunaan di kalangan anak remaja, terutama orang tua dan tokoh masyarakat. Bahu-membahu membantu untuk mengawasi peredaran narkoba," ujarnya menambahkan.

Dhafir minta agar kalangan pelaku farmasi dan apoteker memperketat penjualan obat-obat keras tersebut. "Jika ada apotek atau apoteker yang ketahuan menjual obat keras dengan bebas, maka sanksi tegas harus diambil," katanya menegaskan.

Load More