SuaraMalang.id - Masyarakat Kabuaten Bondowoso diminta mewaspadai penyakit chikungunya. Pemerintah daerah setempat menyatakan penyakit ini mulai merebak.
Sub Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Dinas Kesehatan Bondowoso, Goek Fitri Purwandari mengatakan, kasus ini hampir terjadi di semua kabupaten di Jawa Timur. Khusus wilayahnya, terpantau kemunculan kasus chikungunya dimulai pada akhir Desember 2021.
"Chikungunya Tahun 2022 ini memang merebak. Mulai ada kasus," katanya.
Chikungunya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan menyerang manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Kedua jenis nyamuk tersebut adalah jenis nyamuk yang sama dan juga menyebabkan demam berdarah.
Goek Fitri Purwandari melanjutkan, penyakit chikungunya tak ada data orang perorang yang terjangkit. Sebab kasus akan merebak dalam satu wilayah.
Gejala chikungunya, lanjut dia, badan nyeri hingga tulang seperti tak berdaya, demam, serta ditemukan bintik-bintik merah.
"Chikungunya tidak kita bedakan trombositnya, di bawah 100 atau tidak," jelasnya.
Dijelaskan juga, permintaan fogging cukup tinggi akhir-akhir ini. Adapun alasannya, ditemukan kasus dengan masyarakat terjangkit chikungunya.
Permintaan fogging terjadi pada Agustus- September 2021. Diantaranya di Desa Cangkring, Kecamatan Prajekan.
Baca Juga: Terserang DBD, Tiga Warga Pamekasan Meninggal
Kemudian di akhir Desember 2021 permintaan fogging di Desa Sukowiryo Kecamatan Bondowoso. Kemudian Desa Taman Krocok, Desa Gentong, Desa Mandiro dan Tanggulangin Kecamatan Tegalampel, Desa Kasemek dan Pekalangan.
Sementara untuk kasus demam berdarah dague (DBD) di Tahun 2021 kata dia, mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya. Dimana total ada 153 kasus, empat di antaranya meninggal dunia. Tahun 2020 jumlah kasus mencapai 278 lebih.
Sementara pada tahun 2022, hingga 18 Januari kemarin sudah tercatat 13 kasus DBD dengan nol kasus meninggal dunia.
Pihaknya meminta masyarakat Bondowoso untuk terus melakukan perilaku hidup bersih dan sehat. Serta tetap waspada chikungunya dan DBD. "Harus lakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan cara menguras, menutup, dan mengubur," jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
Terkini
-
Kronologi Kecelakaan Maut di Jalur Wisata Bromo, 2 Lansia Tewas!
-
Kronologi Kecelakaan Maut Toyota Hiace vs Truk di Tol Malang-Pandaan, 2 Orang Tewas dan 10 Luka!
-
Viral Kisah Guru Mengajar Satu Murid di SD Malang, Netizen Terenyuh: Sama-sama Hebat!
-
Libur Natal 2025, Penumpang Bandara Abdulrachman Saleh Malang Diprediksi Melonjak hingga 20 Persen
-
Insiden Mobil MBG Tabrak Siswa SD di Cilincing, BGN Tanggung Jawab Penuh!