Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Selasa, 11 Januari 2022 | 21:54 WIB
Ilustrasi perundungan anak di sekolah -Pilu! Siswa Korban Perundungan di Banyuwangi Terpaksa Amputasi Tulang. [Envato]

SuaraMalang.id - Kasus dugaan perundungan di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur sungguh memilukan. Seorang siswa kelas 7 di Kecamatan Licin terpaksa harus menjalani amputasi tulang usai jadi korban perundungan (bullying) teman sekelas.

Seperti diberitakan TIMES Indonesia --jejaring Suara.com, tulang paha korban terpaksa diamputasi sepanjang 4 sentimeter. Dokter harus melakukan tindakan operasi tersebut lantaran infeksi yang diderita korban.

Ayah korban, Imam Lutvy menuturkan, kronologi dugaan kasus perundungan itu berawal saat anaknya mulai masuk sekolah secara tatap muka untuk pertama kalinya.  Namun korban bersekolah menggunakan alat bantu jalan atau tongkat penyangga. Lantaran sebelumnya, korban mengalami kecelakaan hingga mengakibatkan patah tulang. Selama satu bulan, korban bersekolah meskipun harus menggunakan tongkat.

 "Jadi anak saya itu habis kecelakaan dan mengalami patah tulang. Setelah 6 bulan menjalani perawatan, akhirnya bisa sekolah kembali. Kebetulan pembelajaran tatap muka sudah dimulai," katanya, Selasa (11/1/2022).

Baca Juga: Viral video perundungan anak di pontianak, warganet : ditunggu klarifikasi minta maafnya

Kemudian, lanjut dia, pada 20 November 202, anaknya dilaporkan mengalami perundungan di sekolah. Pelakunya adalah teman sekelas yang sengaja mengambil tongkat penyangga anaknya. Meski korban telah memohon untuk dikembalikan, namun pelaku tak menggubris.

"Kejadiannya di sekolah. Egrang (tongkat penyangga) anak saya diambil sama salah satu temannya dan tidak dikembalikan," jelas Imam.

Korban yang tak berdaya hanya bisa diam. Namun, ada satu siswa lain yang mencoba membantu merebut dan memberikan tongkat penyangga tersebut pada korban.

Tak berselang lama, pelaku perundungan ternyata kembali menghampiri dan sengaja menabrak kaki korban hingga menjerit menangis kesakitan. Salah satu guru kemudian mengantarnya pulang.

Pasca peristiwa itu, lanjut Imam, anaknya terus mengeluhkan sakit pada bagian kakinya.

Baca Juga: Seorang Anak Di Pontianak Jadi Korban Perundungan, Polisi Periksa Empat Orang

"Kejadiannya hari Sabtu. Anak saya baru dibawa ke rumah sakit tiga hari kemudian, karena dokter yang mengoperasi anak saya sebelumnya baru ada di hari Selasa," ujarnya.

Berdasarkan hasil pemeriksaan rontgen, diketahui tulang paha korban kembali patah. Selain itu, pen yang terpasang juga lepas akibat benturan keras. Selanjutnya, dokter merekomendasikan agar korban kembali menjalani operasi.

“Tidak bisa segera dioperasi, karena alat yang dibutuhkan masih harus memesan terlebih dahulu. Ya akhirnya nunggu dulu selama dua mingguan,” tuturnya. 

Namun, kondisi sang anak kian memburuk. Imam memutuskan merujuk ke rumah sakit lain.

Betapa kagetnya saat dokter rumah sakit rujukan menyatakan bahwa tulang paha anaknya mengalami infeksi, namun tidak sampai membusuk. Selanjutnya, dokter merekomendasikan operasi amputasi tulang.

"Supaya infeksinya tidak kemana-mana, akhirnya pada bagian tulang atas harus dipotong 2 cm dan 2 cm di bagian tulang bawah. Total 4 cm yang dipotong," ungkap Imam.

Mirisnya, hingga saat ini orang tua pelaku perundungan tidak ada niatan baik untuk meminta maaf atau sekadar menjenguk.

Alhasil, Imam melaporkan kejadian yang menimpa anaknya tersebut ke polisi.

"Kami hanya bisa pasrah. Sepenuhnya kami serahkan kepada hukum," tegas Imam.

Dikonfirmasi terpisah, Kapolsek Licin, Iptu Dalyono membenarkan peristiwa dugaan perundungan hingga mengakibatkan korbannya amputasi tulang. Namun, pihaknya berharap agar persoalan ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Alasannya terduga pelaku masih anak di bawah umur. 

"Iya Kamis sudah menerima informasi tersebut. Tadi dari keluarga korban maupun keluarga pelaku kita mediasi. Termasuk pihak sekolah juga kita hadirkan. Semoga permasalahan ini bisa diselesaikan secara baik-baik," kata Iptu Dalyono.

Load More