Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Selasa, 04 Januari 2022 | 12:39 WIB
Foto dampak letusan Gunung Semeru dari udara [Foto: Beritajatim]

SuaraMalang.id - Salah satu korban erupsi Gunung Semeru tercatat merupakan warga Kota Batu Jawa Timur ( Jatim ). Hal ini terungkap dari hasil identifikasi Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim.

Tim DVI Polda Jatim menyebutkan dari 48 korban meninggal dunia dan 40 korban yang telah dikenali salah satunya warga Kota Batu. Dari total itu, delapan orang masih belum teridentifikasi.

Diketahui satu orang warga Kota Batu atas nama Agus Sutrisno, warga RT 3 RW 10 Dusun Dresel Desa Oro-Oro Ombo. Ia disebut menjadi korban meninggal akibat erupsi Gunung Semeru pada 4 Desember 2021 lalu.

Sebelumnya, Bupati Lumajang, Thoriqul Haq mengaku mendapat laporan ada 50 lebih orang yang dinyatakan hilang dalam peristiwa bencana erupsi Semeru berupa awan panas guguran (APG).

Baca Juga: Mempelajari Mitigasi Bencana dari Musibah Gunung Semeru, Diperlukan Banyak Evaluasi?

Dikatakan Thoriq, Basarnas dan Tim DVI Polda Jatim sudah menyelesaikan tugasnya. Ketika ada temuan lagi, identifikasi tetap akan dilakukan.

"Identifikasi dilakukan sebagaimana proses, ada RS Bhayangkara yang tugas utamanya identifikasi, sesuai tugas," katanya seperti dikutip dari suarajatimpost.com, jejaring media suara.com, Selasa (04/01/2022).

Jenazah korban, lanjut Thoriq, baru ditemukan Sabtu (1/1/2022) di kawasan Kecamatam Candipuro, Kabupaten Lumajang di sekitaran area tambang pasir.

Terkait warga Batu itu, Kepala Desa Oro-Oro Ombo Wiweko membenarkan terkait kabar yang mencuat. Usai ditemukan dan diungkap identitasnya, jenazah langsung dibawa ke rumah duka.

"Jenazah sudah sampai di rumah duka kemarin (Minggu 2 Januari 2022, red) dan telah disemayamkan kemarin siang (Senin 3 Januari 2022, red) oleh pihak keluarga," katanya.

Baca Juga: Waspada! Awan Panas Gunung Semeru Mengarah Tenggara

Terkait kronologi kejadiannya, jelas Wiweko, pada saat kejadjian, Agus bersama adiknya Miskan ada di lokasi untuk mengangkut pasir. Bukan hanya mereka berdua, juga ada banyak orang di sana beraktivitas menambang pasir.

"Saat mereka bekerja itu, banjir lahar dingin datang tiba-tiba, dan keduanya bersama penambang lain terjebak di tengah sungai dan tidak sempat menyelematkan diri," kata dia.

Keduanya, dikisahkan Wiwieko, dikatakan sempat bergandengan tangan bersama 8 penambang lain saat banjir lahar, sayang upaya mereka tidak bertahan lama. Mereka akhirnya terpisah.

"Miskan ditemukan selamat dan sudah dirawat di Puskesmas Candi Puro, Kabupaten Lumajang selama sepekan. Dia mengalami luka bakar di dada dan kakinya dan kini telah dipulangkan ke Kota Batu," katanya.

Load More