SuaraMalang.id - Jumlah korban jiwa akibat guguran awan panas Gunung Semeru pada Sabtu (4/12/2021) diperkirakan masih terus bertambah. Laporan orang hilang pasca bencana ini juga masih berlanjut.
Sejumlah kerabat yang kehilangan keluarga kini menanti kabar proses pencarian korban. Seperti dialami oleh Roudlotul Hasanah (34), warga Dusun Sumbersari, Desa Supiturang Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang. Sampai saat ini, keberadaan suaminya belum dapat diketahui secara pasti.
Terlihat Hasanah tampak sembab. Setiap ada petugas yang datang, Hasanah berharap-harap mendapat kabar suaminya.
"Malam tadi ada relawan yang bilang kalau suami saya sudah diangkat dari sungai. Katanya selamat, tapi ya saya belum lihat," ujarnya.
Saat ini ibu dua anak ini hanya bisa pasrah dan berdoa yang terbaik bagi suaminya. Hasanah pun tak menyangka suaminya saat kejadian masih bisa mengabarinya.
Yudi, nama suaminya, sempat mengabari kalau dirinya terjebak banjir lahar yang sudah mulai turun ke Curah Kobokan. Sang suami kala itu sedang bekerja menambang pasir.
Belum diketahui pasti, poisisi Yudi menambang pasir di titik lokasi mana. Tak sendiri, dia juga bersama ayahnya, Mardi dan sepupunya Rohman. Ketiganya hingga saat ini juga masih belum jelas nasibnya.
"Saat itu dia hanya bilang kalau kejebak di tengah sungai. Gak nutut mau lari ke utara apa selatan," tuturnya.
Dalam kondisi tersebut dia semakin gak karuan karena harus lari mengungsi karena desanya ikut diterjang aliran lahar dingin yang naik meluber hingga pemukiman warga.
Baca Juga: Hari Kedua Pasca Erupsi Gunung Semeru, Pengungsi Mulai Rasakan Sesak Nafas hingga Diare
Sementara itu, dia juga harus menyelamatkan kedua anaknya. Waktu itu, kisah dia langit juga gelap gulita padahal waktu masih menunjukkan pukul 15.30 WIB.
"Gak nyangka ternyata laharnya separah itu, biasanya kan hanya di sungai besuk sana saja. Jembatan sampai putus," ujarnya.
Seperti diketahui, Dusun Sumbersari Umbuian memang jadi wilayah terdampak parah. Endapan material vulkanik disana sudah setebal 2 meter atau setengah pintu rumah.
"Ada juga yang hancur gak sisa. Mau kembali kesana ya gak bisa, rumah udah kayak gitu," kata dia.
Data dari BNPB per Senin 6 Desember 2021, total korban jiwa ada 15 orang dan 27 orang masih dinyatakan hilang. Sejumlah 8 korban jiwa meninggal diantaranya sudah diketahui identitasnya.
Data sementara per Senin (6/12/2021), total rumah terdampak berjumlah 2.970 unit dan fasilitas pendidikan terdampak langsung ada 38 unit.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Jadwal Panas BRI Super League: Arema Hadapi Juara Bertahan, PSM Incar Kemenangan Perdana
-
Investor Global Naikkan Target Price BBRI, BRI Peroleh Alokasi Dana Rp55 Triliun
-
Jutaan Debitur UMKM Manfaatkan KUR BRI Bernilai Total Rp114,28 Triliun
-
Dana kaget Hari Ini, Pastikan Klik 7 Link Untuk Segera Dapat Tambahan Uang Jajan
-
Ustad Khalid Basalamah Cicil Pengembalian Uang Diduga Kerugian Negara ke KPK