Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Minggu, 05 Desember 2021 | 22:06 WIB
Seorang warga mengangkut barang yang bisa diselamatkan dari rumahnya yang hancur akibat erupsi Gunung Semeru di desa Supiturang, Lumajang, Jawa Timur, Minggu (5/12/2021). [ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/foc]

Padamnya listrik, lanjut Gubernur Khofifah, membutuhkan penanganan kedaruratan karena menjadi problem warga yang tak terdampak langsung erupsi Semeru.

“Kebutuhan genset agak banyak terutama di wilayah (Kecamatan) Pronojiwo karena tidak ter-handle langsung Forkopimda Lumajang,” kata Khofifah.

Khofifah jiuga menginginkan adanya sentra posko kesehatan yang bergerak terus dalam mendistribusikan bantuan kesehatan.

“Posko-posko ini tidak perlu stationaire tapi ada yang mobile. Insya Allah Forkopimda Pemprov bisa support Forkopimda Lumajang,” katanya.

Baca Juga: Erupsi Gunung Semeru, Wisata Bromo Tetap Buka Normal

Sementara untuk pencarian dan evakuasi korban, Khofifah mengatakan, perlu banyak tim mengingat daerah-daerah yang terdampak langsung erupsi Semeru memiliki medan berat.

“Butuh alat berat dan tim yang memiliki keterampilan cukup untuk mengetahui  bahwa di bawah lapisan-lapisan itu masih panas dan ada aroma belerang dan seterusnya. Jadi kehati-hatian pada tim SAR penting,” katanya.

Khofifah lega titik pengungsian sudah terkonfirmasi. “Tapi mungkin membutuhkan tempat yang lebih secure,” katanya.

Load More