SuaraMalang.id - Buat orang dengan berat badan berlebih (obesitas), ada sejumlah masalah kesehatan yang mengancam bila tidak hati-hati.
Dua masalah yang harus diwaspadai yakni mendengkur serta gagal jantung. Hal ini seperti disampaikan para pakar kesehatan.
Misalnya disampaikan dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Niken Ageng Rizki.
Ia mengatakan, lingkar leher dari diameter jalan napas berpengaruh pada munculnya dengkuran. Lingkar leher ini antara lain dipengaruhi obesitas yang dialami seseorang.
Staf Departemen THTKL Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan itu juga mengatakan kalau kelebihan berat badan menyebabkan lebih banyak jaringan berkembang di tenggorokan yang dapat menyebabkan mendengkur.
"Obesitas yang berpengaruh pada lingkar leher dari diameter jalan napas," kata dia, seperti dikutip dari Antara, Jumat (19/11/2021).
Dengkuran atau gangguan bernapas saat tidur terjadi karena ada sumbatan di jalan napas. Suara parau yang muncul akibat getaran udara di langit-langit mulut atau tenggorokan.
Penyebabnya henti napas atau apnea sehingga tubuh tidak menerima oksigen saat tidur akibat ada penutupan jalan napas, menyebabkan getaran pada tenggorokan atau jalan napas.
Sumbatan di hidung, belakang hidung, tenggorokan karena amandel, langit-langit, iritasi asam lambung, pembengkakkan pita suara dan dasar lidah berkontribusi pada kondisi mendengkur.
Baca Juga: Ilmuwan Jarang Mendiskusikan Kekurangan Berat Badan dengan Komplikasi Covid-19
Lebih lanjut, mendengkur termasuk gangguan saat tidur atau Obstructive Sleep Apnea (OSA) dengan angka kejadian meningkat di usia tua baik itu pada laki-laki maupun perempuan.
Selain dengkuran yang kerap tak disadari penderitanya, mereka yang mendengkur umumnya saat malam juga kerap tersedak, batuk-batuk, tidur tidak nyenyak, sering buang air kecil (BAK). Kemudian, karena tidur malamnya tidak berkualitas, maka saat bangun di pagi hari dia mengalami sakit kepala, mengantuk, sulit berkonsentrasi dan kelelahan.
Pada anak, hiperaktif bisa menjadi gejala yang perlu diwaspadai orang tua. Mereka perlu mendapatkan pemeriksaan pada jalan napasnya, untuk mengetahui pasti gejala OSA yang dapat menyebabkan konsentrasi anak berkurang.
Dengkuran yang muncul awalnya bisa sesekali namun, karena sumbatan semakin parah misalnya akibat sumbatan hidung, alergi, peradangan pada rongga hidung misalnya tonsilnya membesar, langit-langitnya turun sehingga menjadi dengkuran yang menetap.
Bila begini, maka kondisi sudah masuk kategori ada penyempitan jalan napas yang berujung sleep apnea dengan kategori ringan, sedang dan berat.
Evaluasi masalah mendengkur dilakukan pertama kali dengan mencari tahu letak sumbatan apakah di hidung, tenggorok atau gangguan di asam lambung.
Berita Terkait
-
Ilmuwan Jarang Mendiskusikan Kekurangan Berat Badan dengan Komplikasi Covid-19
-
Orang Sakit Jantung Ternyata Harus Kurangi Minum Air, Kenapa?
-
Bisa Berakibat Fatal, Ini Alasan Pasien Gagal Jantung Tak Disarankan Banyak Minum Air
-
Waspadai, 5 Tanda Tidur Mendengkur Membahayakan Kesehatan!
-
Orang Ngorok Tak Bisa Dengarkan Suara Sendiri, Ini Penyebabnya
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 5 Sepatu Lari Rp300 Ribuan di Sports Station, Promo Akhir Tahun
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
2 Ibu-ibu di Malang Tertimpa Pohon Beringin Tumbang Saat Cuci Baju, Seorang Tewas
-
Banjir Malang Dipicu Endapan Sampah hingga Bozem Meluap, Ini Penjelasan Wali Kota
-
Bea Cukai Malang Musnahkan 3,2 Juta Rokok Ilegal, Kerugian Capai Rp 2,39 Miliar
-
Operasi Zebra Semeru 2025 di Malang Catat 103 Ribu Pelanggaran, ETLE Makin Diperketat!
-
Lonjakan Kasus HIV di Kota Malang, Ini Cara Dinkes Percepat Penanganan!