Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Minggu, 14 November 2021 | 12:04 WIB
Warga Bareng Kecamatan Klojen Kota Malang sedang bersih-bersihi sungai [SuaraJatim/Bob Bimantara]

SuaraMalang.id - Banjir kerap melanda permukiman warga warga RT 01 RW 07 Kelurahan Bareng Kecamatan Klojen Kota Malang.

Bahkan setiap hujan pasti banjir terjadi setinggi satu meter. Sungai di dekat rumah warga setiap kali meluap saat hujan meskipun sudah dibangun penghalang air.

Warga pun sudah biasa memindah sepeda motornya untuk ke tempat yang lebih tinggi saat hujan tiba dan di setiap rumah ada deck setinggi genangan air banjir.

Ketua RT 01 Edi Sugiarto, mengatakan banjir itu disebabkan bukan karena warga buang sampah sembarangan di aliran sungai metro.

Baca Juga: Viral Pasangan Kekasih di Malang Ini Kuliah Sambil Kerja Jadi Kurir Antar Makanan

Warga sudah sadar karena kerap kali banjir berdampak ke rumahnya.

"Di sini hujan selalu ada banjir bahkan ada penghalang air banjir di setiap rumah. Kalau hujan warga ya otomatis memindahkan sepeda motornya ke atas rumah," ujarnya dikonfirmasi wartawan, Minggu (14/11/2021).

Edi menyebut, banjir di daerahnya itu disebabkan oleh aliran air dari sungai yang bertempat di atas daerahnya.

Selain itu, lebar dari sungai setelah daerahnya memiliki lebar yang lebih kecil.

"Di sini sekarang selalu banjir karena air di atas volumenya selalu tinggi, makannya air di sini gede. Terus di ujung sungai ini kecil jadi dampaknya ke sini," ujarnya.

Baca Juga: Antisipasi Banjir, Pemkot Jaksel Mapping Bangunan yang Berdiri di Atas Saluran Air

Untuk itu, dia meminta ke Pemerintah Kota Malang untuk membuatkan sudetan di atas sungai di daerahnya.

"Makannya ke depannya kalau bisa di atas itu harus dibuatkan sudetan kemana gitu supaya airnya tidak ke sini," tutur dia.

Terpisah, Wali Kota Malang, Sutiaji mengaku kesulitan untuk mengatasi banjir di daerah bareng.

Sebab volume air sungai dari hulu sungai di daerah Bareng itu lebih besar.

"Sampai ke depan agak susah itu di sini. Sehingga harapannya bisa mengurangi volume air itu bagaimana," tutur dia.

Keinginan warga untuk membangun sudetan itu pun sebenarnya sudah dianggarkan. Namun pembangunannya tidak terealisasi karena refocusing anggaran dari Covid-19.

"Seharusnya di sini disudet dengan dana Rp 20 miliar tadi, tapi karena refocusing insyallah nanti ke depan. Sudetan itu bisa dari klaseman, Tidar, Galunggung terus di sini rembetan airnya bisa berkurang," ujarnya menegaskan.

Kontributor : Bob Bimantara Leander

Load More