Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Jum'at, 24 September 2021 | 07:05 WIB
ilustrasi banjir di Banyuwangi. [ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/hp]

SuaraMalang.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyuwangi mulai meningkatkan kewaspadaan menjelang musim penghujan. Masyarakat juga diimbau bersiap menghadapi potensi terjadinya bencana alam, terutama banjir dan tanah longsor.

Kasi Pencegahan BPBD Banyuwangi, Yusuf Arif mengatakan, ajakan untuk meningkatkan kewaspadaan bencana alam bukan tanpa sebab. Diketahui, wilayah Banyuwangi terdapat ratusan sungai besar.

"Jumlah sungai di Banyuwangi mencapai 139 sungai besar yang terletak di sejumlah kecamatan. Sehingga Kabupaten Banyuwangi memiliki potensi yang rawan dengan bencana alam pada saat musim penghujan," katanya mengutip dari TIMES Indonesia jaringan Suara.com, Kamis (23/9/2021).

Dijelaskannya, kondisi sungai juga dapat menjadi penyebab banjir. Mulai faktor pendangkalan maupun penyempitan sungai. Sehingga fungsi utama sungai terganggu.

Baca Juga: BMKG: Banyuwangi Waspada Hujan Lebat Disertai Angin Kencang

Ditambah lagi,  lanjut dia, perilaku warga yang dinilai kurang ramah dengan lingkungan menjadikan kerawanan ini semakin besar. Perilaku yang dimaskud adalah membuang sampah ke sungai.

"Jadi ada faktor alam, ada faktor pembangunan infrastruktur dan faktor manusia. Kalau manusia ini biasanya mereka membuang sampah sembarang atau ke sungai," ungkap Yusuf.

Selain itu, musim penghujan yang mulai turun di Banyuwangi menjadi ancaman tersendiri bagi sejumlah daerah. Dari catatan mitigasi bencana banjir BPBD Banyuwangi, ada 12 kecamatan yang menjadi daerah rawan longsor dan puluhan desa rawan banjir.

"Dari 25 kecamatan di Banyuwangi ini, ada 12 kecamatan yang rawan terjadi longsor. Mulai Wongsorejo, Kalipuro, Giri, Glagah, Licin, Songgon, Sempu, Singojuruh, Glenmore, Kalibaru, Pesanggaran dan Bangorejo," paparnya.

Tak hanya itu, sejumlah desa di Banyuwangi sendiri juga berpotensi rawan banjir. BPBD mendeteksi ada lebih dari 20 Desa yang menyandang kategori banjir ringan hingga parah.

Baca Juga: Puskesmas di Banyuwangi Ditargetkan Vaksinasi 250 Orang per Hari

"Dari kecamatan Wongsorejo ada beberapa desa berkategori rawan. Kemudian di Kecamatan Kalipuro tepatnya di Desa Ketapang dan di Kecamatan Banyuwangi yakni di Kelurahan Lateng hingga Kelurahan Pakis, terutama yang berdekatan dengan muara sungai," ucap Yusuf.

Di Kecamatan kabat ada 3 desa rawan banjir. Kecamatan Rogojampi ada 4 desa, Kecamatan Blimbingsari 2 desa, Kecamatan Muncar 6 desa dan Kecamatan Purwoharjo ada 1 desa. Terakhir, di Kecamatan Pesanggaran ada 4 desa dan Singojuruh ada 2 desa.

BPBD Banyuwangi juga mengingatkan kepada masyarakat jika disekitar rumah terdapat pohon besar yang dinilai membahayakan dan rawan tumbang, maka bisa dipangkas.

"Sebaiknya ranting pohon itu dipangkas agar aman dan tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan. Apalagi biasanya musim peralihan berpotensi terjadi angin kencang," pungkas Kasi Pencegahan BPBD Banyuwangi, Yusuf Arif.

Sebelumnya Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG Banyuwangi) mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada terhadap potensi hujan lebat disertai angin kencang pada masa peralihan musim kemarau ke musim penghujan atau pancaroba.

Peralihan musim yang terjadi di wilayah tengah hingga sebagian daerah selatan di kabupaten paling timur pulau Jawa ini dimulai sejak awal bulan Oktober hingga pertengahan bulan Juli 2021.

Prakirawan BMKG Banyuwangi, Yustoto Windiarto mengatakan sejumlah kecamatan di wilayah Banyuwangi tengah meliputi Kecamatan Genteng, Songgon, Kalibaru, dan wilayah Gambiran berpotensi terbentuk awan cumulonimbus. Sebagai penyebab terjadinya hujan disertai petir hingga hembusan angin kencang.

"Bagi masyarakat di beberapa wilayah tengah kabupaten Banyuwangi diimbau untuk mengantisipasi terjadinya angin kencang hingga puting beliung dengan memotong dahan pohon yang membahayakan jiwa di sekitar rumah," kata Yustoto terkait antisipasi musim penghujan, Rabu (22/9/2021).

Load More