Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Jum'at, 20 Agustus 2021 | 17:32 WIB
Siswoyo terbaring lemas di kamarnya, Kota Malang, Jawa Timur, Jumat (20/8/2021). [Suara.com/Bob Bimantara Leander]

SuaraMalang.id - Siswoyo (49) terbaring lemas saat ditemui awak media di rumahnya Jalan Raya Tlogomas, Kota Malang, Jawa Timur, Jumat (20/8/2021). Kasur yang mulai lusuh itu menjadi satu-satunya tempat Ia bertahan hidup.

Tubuhnya yang kurus sungguh memilukan. Kondisi ini telah dilaluinya selama delapan bulan.

Bermula dari peristiwa kecelakaan lalu lintas yang dialaminya sekeluarga, yakni istri dan kedua anaknya. Sri Mulyati, Muhammad Ilham (10) dan Muhammad Rizky (4). Nahas sang istri tak selamat.

"Istri saya meninggal Desember 2020 lalu setelah kecelakaan di Pujon (sebuah Kecamatan di Kabupaten Malang). Waktu itu habis dari Lamongan lewat Batu naik angkot. Dan di Pujon itu kecelakaan di jembatan yang meninggal sopir dan istri saya," kenang Siswoyo.

Baca Juga: Viral! Aksi Eksibisionis Teror Cewek di Malang

Pasca kecelakaan, lanjut dia, tidak ada keluahan yang dirasakan dari tubuhnya. Namun, sebulan kemudian, tubuhnya mendadak tidak bisa digerakkan alias lumpuh.

"Tapi pas Januari itu baru saya gak bisa gerak karena ada benjolan di sini (bagian ketiak sebelah kanan)," kata dia.

Sejak itu, anak pertamanya Rizky yang sehari-hari merawatnya, mulai mengantar ke kamar mandi, hingga menyuapi makan dan minum.

Namun perawatan dari anaknya itu tidak maksimal. Lantaran Rizky dan Ilham terkadang keluar rumah untuk pergi bermain.

"Jadi saya kadang ya gak bisa apa-apa. Jam 06.00 sampai jam 12.00 itu main. Kalau saya haus atau apa ya sudah ya gak bisa, mau makan ya gak bisa. Kadang gitu. Tapi ya mau gimana lagi," tutur dia.

Baca Juga: Info Lokasi dan Jadwal Vaksinasi Bagi Penyandang Disabilitas di Kota Malang

Meski demikian, Siswoyo memaklumi hal itu dan tidak mengeluh.

"Ya soalnya kecil main begitu. Tapi saya kuat mas. Saya bertahan hidup ya karena anak-anak saya itu," ujarnya.

Sementara itu, untuk makan setiap harinya mengandalkan bantuan warga sekitar yang peduli.

"Kadang dikirim makanan langsung jadi ke rumah saya oleh Pak RT dan warga sekitar. Alhamdulilah ada bantuan," kata dia.

Terpisah, anak pertama Siswoyo, Rizky mengaku sejak bapaknya lumpuh tidak ada penghasilan sama sekali. Dia pun harus membantu kebutuhan hidup keluarganya dengan berjualan mainan dan nasi kuning.

"Ya saya bantu-bantu bapak. Kadang saya itu jualan mainan dan nasi kuning. Ngambilnya ke orang saya yang jualin," kata dia.

Walaupun penghasilannya tidak seberapa, Rizky pun bersyukur. Uang hasil jualannya dikasihkan ke bapaknya. "Ya buat beli popok atau apa saya dan adik yang disuruh," imbuhnya.

Namun ada yang membuat dia sedih. Setelah menjadi piatu dan ayahnya lumpuh, Rizky harus rela putus sekolah.

"Saya kelas 4. Sekarang gak bisa lanjut karena ya gak ada biaya. Adik juga sama harusnya TK karena gak ada biaya akhirnya ya gak sekolah dulu," kata dia.

Namun setiap sore selalu mengaji ke tetangganya.

"Ya cuma ngaji aja," tutur dia.

Perkataan ibunya yang terus diingat hingga saat ini, yakni "Saya hanya ingat waktu itu ibu kasih uang buat beli mainan dan bilang 'jogoen bapak sama adek mu yo le'," kenang bocah yang mengidolakan pesepak bola Dendi Santoso itu.

Kontributor : Bob Bimantara Leander

Load More