Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Minggu, 15 Agustus 2021 | 16:46 WIB
Warga Desa Jadi Kecamatan Semanding Kabupaten Tuban menunjukan beras yang didapat dari program BST Kemensos. [Suara Indonesia]

SuaraMalang.id - Kualitas beras yang didistribusikan kepada keluarga terdampak pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Desa Jadi, Kecamatan Semanding Kabupaten Tuban berbau apek dan berkutu.

Warga sendiri mengambil bantuan beras (BB) PPKM 2021 dari Kementerian Sosial (Kemensos) yang dikirimkan Bulog ke balai desa pada Jumat (13/8/2021).

"Ini baru saya buka, tapi sudah ada kutunya dan bau apek," kata Purwani (40) warga setempat kepada awak media seperti dikutip dari Suaraindonesia.co.id-jaringan Suara.com, Sabtu (14/8/2021).

Dia sendiri mengakui, baru kali pertama mendapat bantuan dari pemerintah berupa beras seberat 10 kilogram.

Baca Juga: Viral Kaum Rois di Bantul Pakai Rompi dari Bekas Karung Beras, Ini Fakta Sebenarnya

"Baru pertama kali ini dapat bantuan, tapi berasnya jelek, jadi rencananya hanya buat makan ayam. Kalau bisa diganti, saya akan senang sekali," ujarnya.

Sementar itu, warga lainnya Yaswi (42) mengemukakan, jika beras yang diterimanya sudah dalam kondisi menggumpal dan berkutu.

"Beras raskin dulu juga jelek seperti ini. Sekarang diganti istilah bantuan juga sama, beras dari Bulog tetap saja jelek," tegas Yaswi.

Sementara dikonfirmasi terpisah, Wakil Pimpinan Bulog Sub Divre III Bojonegoro, Hendra Kurniawan mengungkapkan, beras yang disalurkan kepada penerima manfaat di Desa Jadi telah layak salur dan konsumsi.

"Kami pastikan beras yang dibagikan ke KPM adalah beras medium yang layak salur dan layak konsumsi. Apabila ditemukan beras yang bercampur kulit gabah dan batu kerikil, kami akan koordinasikan dengan Pemdes setempat dan Bulog siap mengganti beras yang baru," katanya.

Baca Juga: Beras Bansos di Kabupaten Tuban Berkutu, Oleh Warga Mau Jadikan Pakan Ayam

Load More