Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Jum'at, 13 Agustus 2021 | 12:48 WIB
Ilustrasi korupsi bansos di Malang. [Suara.com/Eko Faizin]

SuaraMalang.id - Kasus korupsi dana bantuan sosial (bansos) Program Keluarga Harapan (PKH) di Kabupaten Malang, Jawa Timur sepertinya akan memasuki babak baru. Menyusul 'nyanyian' tersangka korupsi bansos, Penny Tri Herdiani (28).

Ya, Penny mengaku bahwa praktik korupsi dana bansos PKH telah lama berlangsung. Ia menyatakan bisa korupsi karena belajar dari para seniornya pendamping PKH. 

Kuasa Hukum Penny, Didik Lestariyono mengatakan, kliennya melakukan penyalahgunaan bansos itu karena diajari seniornya sesama pendamping PKH di Kabupaten Malang.

“Sebenarnya tersangka ini adalah orang yang masih polos, dia tidak mengerti apa yang dilakukan adalah pelanggaran pidana,” katanya mengutip dari beritajatim.com jaringan suara.com, Jumat (13/8/2021).

Baca Juga: Tersandung Dugaan Korupsi, Bupati Banjarnegara Menangis ke Warga Panti Sosial

Dijelaskannya, ada celah praktik korupsi dana bansos, lalu diturunkan ke junior pendamping PKH.

Bahkan diajarkan detail bagaimana supaya bisa menyalahgunakan bantuan dana bansos. Padahal hal tersebut tidak semestinya dilakukan, karena bansos tersebut seharusnya diterima oleh warga kurang mampu.

“Dari yang disampaikan kepada saya, caranya untuk mengambil hak dari masyarakat harusnya dapat hak PKH itu, bisa disiasati. Supaya uang itu bisa dia nikmati,” bebernya.

Setelah mengerti alur menyalahgunakan bantuan itu, Penny kemudian berjalan sendiri dan memanfaatkan hasil korupsi untuk kebutuhan sehari-hari dan biaya berobat ibunya.

“Setelah mengerti, tersangka jalan sendiri. Uangnya (digunakan) untuk kebutuhan sehari-hari, seperti membeli motor, peralatan rumah tangga dan biaya berobat ibunya yang sakit,” jelas Didik.

Baca Juga: Marshel Sentil Juliari Batubara Minta Bebas Kasus Korupsi Bansos: Mnya Miliar Bukan Monyet

“Tapi sebelum-sebelumnya, senior-seniornya sudah melakukan hal sama. Dia (tersangka) kemudian diajari bagaimana caranya, dan membuat tersangka ikut-ikutan,” terang Didik.

Load More