SuaraMalang.id - Beredar video di percakapan grup whatsapp sejumlah warga mengeluhkan lambannya pelayanan pengantaran jenazah pasien Covid-19 di Rumah Sakit Saiful Anwar, Malang, Jawa Timur.
Video berdurasi 2 menit 17 detik itu terdapat seorang pria yang mengeluh bahwa jenazah kerabatnya sudah antre hingga 28 jam lebih tapi belum juga dimakamkan.
"Ini kita sudah di RSSA kita sudah dari jam 01.00 pagi dan jam 17.00 sore belum diambil juga saya tidak tahu mengapa demikian. Mungkin karena kita tidak memberikan uang atau apa saya gak tahu. Sudah sampai jam 17.00 sore ini belum juga diangkut. Sebenarnya bukan apa-apa. Tapi kalau makin lama makin membusuk dan membahayakan warga sekitar," tutur seorang pria dalam rekaman video seperti dikutip SuaraMalang.id, Jumat (16/7/2021).
Ada pula pria lain berbaju kemeja merah berujar supaya Wali Kota Malang Sutiaji untuk menegur sistem kerja di pihak rumah sakit setempat.
Baca Juga: Info Daftar Layanan Isi Ulang Tabung Oksigen di Malang
"Buat bapak Wali Kota Malang (Sutiaji) mohon ditegur siapa ketua gugusnya. Keluarga ini udah banyak yang antri atau bagaimana tapi ini dikirim sesuai nomor antrian. Kemarin ini nomor 19 tapi sampai sekarang belum terangkut. 28 jam lagi belum diangkut ini kita tunggu beberapa jam lagi membusuk," kata dia.
Pria itu juga menambahkan, tim pemakaman jenazah yang sudah di dalam peti itu sudah bersiap sejak jam 06.00 pagi.
"Tim pemakaman di sana mulai jam 06.00 sudah menunggu. Jarak Mergosono dan RSSA tiga kilometer tapi belum dikirim-kirim ini sebabnya apa? Mohon dikoreksi dan mohon dikroscek sama tim gugus Covid," keluhnya.
Menanggapi keluhan tersebut, Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan, bahwa keterlambatan itu dikarenakan proses pemandian dan pemulasaraan jenazah di RSSA Kota Malang yang cukup lama.
"Jenazah yang meninggalnya di atas pukul 22.00 malam mesti dilakukan pemulasaraan pagi. Kalau pagi berarti kan masih nunggu dan sempat teman-teman kemarin yang tim pemakaman dia baru bisa mulai di atas pukul 10.00. Pukul 10.00 ini kan masih ada yang hari kemarin sisanya (yang belum dimakamkan) sehingga ini terjadi penumpukan pemakaman," urai Sutiaji dikonfirmasi, Jumat (16/7/2021).
Baca Juga: Mobilitas Warga di Kabupaten Malang Turun 40 Persen Akibat PPKM Darurat
Bapak tiga ini menambahkan, lambatnya proses pemakaman itu dikarenakan tidak terkonsentrasinya tempat pemakaman jenazah Covid-19 layaknya di DKI Jakarta.
Berita Terkait
-
Picu 'Bencana' di Malang, Ini Aturan Penerbangan Balon Udara dan Sanksi Bagi yang Melanggar
-
7 Tempat Wisata di Malang, Liburan Seru Sambil Menikmati Udara Sejuk
-
Liburan Anti Bosan di Malang Skyland: Panduan Lengkap Harga Tiket dan Aktivitas
-
BRI Tebar Kebaikan di Bulan Suci, Ribuan Sembako Disalurkan & Pemudik Dimudahkan
-
Demi Mengabdi, Mahasiswa Rantau AM UM Tak Pulang Kampung saat Lebaran!
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
Megawati dan Prabowo Subianto Akhirnya Bertemu, Begini Respon Jokowi
-
PM Malaysia Anwar Ibrahim Tegaskan ASEAN Solid dan Bersatu
-
Emas dan Bitcoin Banyak Diborong Imbas Ketegangan Perang Dagang AS vs China
-
Red Sparks Bangkit Dramatis, Paksa Set Penentuan di Final Liga Voli Korea 2024/2025
-
RESMI Lawan Manchester United di Malaysia, ASEAN All-Stars Bakal Dilatih Shin Tae-yong?
Terkini
-
Naik Kelas Berkat KUR BRI: Perjuangan Suryani Membangun Ekonomi Keluarga
-
Warga Senang, Desa Wunut Bagikan THR dan Hadirkan Program Perlindungan Sosial
-
Habbie, UMKM Telon Aromatik Terbaik Siap Ekspansi Pasar Global Bersama BRI
-
4 Wisata di Kawasan Cangar Ditutup Usai Longsor yang Hempaskan 2 Mobil
-
BRI Raih Penghargaan Internasional Atas Prestasi Wujudkan Pertumbuhan Ekonomi yang Bertanggung Jawab