Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Kamis, 24 Juni 2021 | 19:22 WIB
ilustrasi-Kasus Covid-19 Kota Malang Mulai Mencemaskan. Petugas pemakaman menguburkan jenazah korban COVID-19 di TPU Bambu Apus, Jakarta Timur, Sabtu (13/2/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

SuaraMalang.id - UPT Pemakaman DLH Kota Malang memakamkan 11 orang pasien terkonfirmasi positif Covid-19, dalam sehari (24/6/2021). Kasus angka kematian harian ini cukup signifikan dalam beberapa pekan terakhir.

Kepala UPT Pemakaman DLH Kota Malang, Taqroni Akbar mengatakan, jumlah tersebut naik tiga kali lipat dari rata-rata biasanya pemakaman beberapa bulan terakhir.

"Dan ini terbanyak di bulan ini. Biasanya itu agak melandai antara 2 sampai 3 orang per hari kami memakamkan. Tapi hari ini 11 cukup banyak," katanya, Kamis (24/6/2021).

Taqroni juga menjelaskan, peningkatan ini dinilainya karena muncul klaster baru yang cukup banyak di Kota Malang belakangan ini.

Baca Juga: Kota Malang Tak Menerapkan Jam Malam Meski Muncul Klaster Baru Covid-19

"Ya ini mungkin dampak klaster yang baru itu kan banyak. Jadi kami hari ini juga banyak memakamkan. Apalagi rumah sakit saat ini juga penuh," kata dia.

Ia mengimbau agar warga Kota Malang tidak kendor untuk menerapkan protokol kesehatan. 

"Kayaknya virus ini mengganas lagi daripada sebelumnya. Perketat prokes. Petugas kami juga terbatas," tutur dia.

Hari ini, Taqroni mengatakan, ada 18 petugas pemakaman dari petugas gabungan BPBD, PMI dan UPT Pemakaman DLH Kota Malang.

"Kalau tim saya delapan BPBD 5 dan ada PMI 10 petugas. Tapi semuanya alhamdulilah masih teratasi," tutur dia.

Baca Juga: Terungkap, 253 Anak di Kota Malang Terpapar Covid-19 Selama Pandemi

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, Husnul Muarif membenarkan kematian akibat Covid-19 yang mulai meningkat di Kota Malang.

Dijelaskannya, peningkatan tersebut tidak berkaitan langsung dengan munculnya banyak klaster di Kota Malang saat ini.

"Kalau kasus kematian sebenarnya tidak berkaitan langsung dengan klaster. Tapi ada beberapa faktor yang menyebabkan kematian harian ini meningkat," kata dia.

Husnul menjabarkan, peningkatan itu diakibatkan kondisi pasien Covid-19 yang tidak bisa diprediksi saat dirawat di rumah sakit rujukan.

"Jadi memang yang pertama kondisi daripada pasien Covid-19 ini tidak bisa diprediksi. Kadang-kadang dia drop dan kondisi klinis tidak baik," kata dia.

Faktor selanjutnya adalah kebanyakan pasien Covid-19, kata Husnul, saat dibawa ke rumah sakit rujukan sudah dalam keadaan kritis.

"Kedua datang ke rumah sakit dalam kondisi berat. Dengan sarana dan prasarana dan nakes yang cukup jadi kurang support," kata dia.

Untuk itu, Husnul menyarankan agar warga Kota Malang cepat mendeteksi gejala Covid-19 sejak dini. 

"Kalau ada gejala sedikit sebaiknya menghubungi fasilitas kesehatan terdekat. Untuk mendeteksi lebih awal. Kalau deteksi lebih awal, kalau dirujuk ke rumah sakit rujukan nanti penanganannya lebih baik," kata dia.

Husnul juga menyampaikan saat ini Bed Occupancy Rate (BOR) di rumah sakit rujukan Covid-19, yakni RSSA Kota Malang sudah hampir penuh.

"Saat ini kalau di rata-rata BOR ICU itu mendekati 80 persen. Saya tidak tahu kamarnya berapa tapi sudah hampir penuh. Dan kalau BOR Isolasi itu sudah mencapai 70 persen terisi. Jadi memang mendekati batasan," tutup dia.

Kontributor : Bob Bimantara Leander

Load More