Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Sabtu, 19 Juni 2021 | 21:47 WIB
ilustrasi. Sekolah Tatap Muka di Kota Malang Jalan Terus Meski Jawa Timur Alami Lonjakan Covid-19. -Sejumlah siswa mengikuti upacara pembukaan proses belajar tatap muka di Sekolah Dasar (SD) Negeri 3 Bulango Timur, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Senin (24/5/2021). ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin

SuaraMalang.id - Rencana membuka kembali sekolah tatap muka Kota Malang jalan terus. Meski sejumlah daerah di Jawa Timur mengalami lonjakan kasus Covid-19.

Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan, penyebaran Covid-19 di wilayahnya masih bisa dikendalikan. Hal itu dibuktikan dengan angka kesembuhan yang lebih baik dibandingkan penambahan kasus baru positif Covid-19. Rencana membuka sekolah tatap buka pun optimistis dilakukan.

 "Saya sudah koordinasi dengan provinsi dan kita Insyallah akan jalankan (sekolah tatap muka)," ujarnya dikutip dari timesindonesia.co.id --jejaring media suara.com, Sabtu (19/6/2021).

Ia melanjutkan, sekolah tatap muka di tengah pandemi Covid-19 paling penting bagaimana taat protokol kesehatan (prokes). Caranya, dengan menerapkan PPKM mikro dengan baik, seperti yang selama ini telah dilakukan di setiap RT/RW.

Baca Juga: Mendagri: Jangan Anggap Remeh, Covid-19 Merupakan Permasalahan Nyata

"Yang penting kita tidak gagap lah. Tidak membuat masyarakat kita panik. Justru kemarin dengan uji coba tatap muka, itu banyak hal-hal yang bisa diambil manfaatnya. Jadi soal pengkajian, saat ini memang masih belum," sambungnya.

Sementara itu, Ketua DPRD Kota Malang, I Made Riandiana Kartika mengimbau agar Pemkot Malang segera melakukan kajian ulang terkait sekolah tatap muka secara mendalam.

"Kita harapkan benar-benar tidak ada paksaan untuk tatap muka. Mungkin bisa di campur. Orang tua yang ragu, silahkan ikut daring dan yang menginginkan tatap muka yang memang lebih besar, dikisaran 70 persen, silahkan melakukan tatap muka," ujarnya.

Sekolah tatap muka, lanjut dia, bisa berjalan aman jika Pemkot Malang terus menguatkan pelayanan penanganan Covid-19. Paling penting juga menurutnya agar prokes ketat terus diawasi.

"Sejauh ini masih teratasi dan terkendali ya. Dimana RS Lapangan, lalu RSSA dan RS rujukan yang lain juga masih sangat tersedia, meski Safe House sudah habis kontraknya. Saya rasa sudah cukup dan tinggal memperketat prokes dan meningkatkan pelayanan saja," pungkasnya.

Baca Juga: Epidemiolog: Kasus COVID-19 di Indonesia Telah Naik Sejak Sebelum Puasa

Load More