SuaraMalang.id - Wacana duet antara Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurty Yudhoyono (AHY) dengan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartanto di Pilpres 2024 dikomentari Direktur Indo Barometer M Qodari.
Terkait AHY, Qudori menilai elektabilitasnya serba tanggung. Ia juga mengaitkan posisi AHY sebagai Ketum Demokrat yang berlum memiliki pengalaman politik dan jabatan negara. Salah satunya yakni AHY disebut tak pernah menjadi menteri.
Berbeda dengan Airlangga Hartanto yang sudah pernah menjabat sebagai anggota DPR dan pernah menjabat sebagai menteri. Artinya, kata dia, kualitatif dan kuantitatif kedua orang tersebut berbeda.
"Kalau AHY dengan Airlangga ya kasihan Pak Airlangganya, kasihan Partai Golkarnya. Elektabilitasnya jauh, belum lagi kita bicara pengalaman. Pengalaman Pak Airlangga di pemerintahan ya jauh lebih banyak dibandingkan dengan AHY," kata Qudori, dikutip dari hops.id, jejaring media suara.com, Rabu (09/06/2021).
"AHY belum pernah anggota DPR, belum pernah menteri, belum pernah kepala daerah, ya jabatan terakhirnya apa tuh, lupa saya. Sementara Pak Airlangga udah anggota dewan, sudah menteri, Menko lagi. Jadi kualitatifnya nggak ketemu, kuantitatifnya juga nggak ketemu," katanya menegaskan.
Selain itu, Qudori menyebut AHY dan SBY tidak bisa disamakan. AHY bukanlah SBY. Dia beranggapan problematika Demokrat saat ini adalah menyamakan kedua sosok itu.
Merespons Qudori, Partai Demokrat tak tinggal diam. Melalui Deputi Balitbang DPP Demokrat, Syahrial Nasution nampak meradang dengan menyebut analisis Qodari tidak menunjukkan kualitasnya sebagai peneliti.
Bahkan analisis tersebut disebut sangat normatif karena tidak memiliki kualitas dari sosok seorang peneliti berkualifikasi baik.
"Analisis Qodari ini normatif, tapi tidak menunjukkan kualitas sebagai peneliti yang punya kualifikasi bagus. Apalagi hebat. Akhirnya, sudah normatif, ngawur pula," kata Syahrial kepada wartawan.
Baca Juga: Komisi II: Jadwal Pemilu 28 Februari 2024 Sebatas Infomasi Non-Formal, Belum Final
"Ada interest pribadinya lebih kental daripada analisis sebagai pengamat atau peneliti," katanya menegaskan.
Syahrial juga menyindir Qodari. Menurutnya, analisis Qodari soal AHY-Airlangga itu muncul karena Moeldoko gagal mengkudeta AHY.
"Yang paling logis, barangkali periuk nasinya sedang retak, karena gagal sebagai pendukung Moeldoko dan KLB Sibolangit," katanya menegaskan.
Berita Terkait
-
Komisi II: Jadwal Pemilu 28 Februari 2024 Sebatas Infomasi Non-Formal, Belum Final
-
PPDB Banyak Masalah, PSI: Anies Jangan Fokus Bursa Capres, Pikirkan Nasib Anak Jakarta
-
Hasil Survei ASI: Masyarakat Susah Cari Makan, Belum Fokus Urusan Pilpres
-
Survei Capres IndEX: Prabowo Teratas Ditempel Ketat Ganjar, Puan Maharani Ketinggalan Jauh
-
Duet Mega-Prabowo Diadu dengan Presiden 3 Periode, Susi Pudjiastuti Acungkan Jempol
Terpopuler
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Pilihan
-
Punya Delapan Komisaris, PT KAI Jadi Sorotan Danantara
-
5 Rekomendasi HP Tahan Air Murah Mulai Rp2 Jutaan Terbaik 2025
-
Bak Langit dan Bumi! Gaji Anggota DPR RI vs Eks Bek Milan di Parlemen Georgia
-
Saham Jeblok, Bos Danantara Ungkap Soal Isu Ambil Alih BCA Secara Gratis
-
Bukan Dean Zandbergen, Penyerang Keturunan Ini akan Dampingi Miliano Jonathans di Timnas Indonesia?
Terkini
-
Prestasi BRI di Panggung Global: 3 Penghargaan dari Euromoney Awards for Excellence 2025
-
Layanan QLola by BRI Dukung Sektor E-Commerce hingga Fintech
-
Layanan BRI Taipei Permudah Transaksi Keuangan PMI, Dapat Sambutan Positif
-
Ini 8 Kontribusi Nyata BRI dalam Mendukung Bangsa Semakin Berdaulat, Sejahtera dan Maju
-
BRI Consumer Expo 2025 Hadir di Mall Paskal 23, Bandung hingga 17 Agustus 2025