Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Selasa, 04 Mei 2021 | 16:21 WIB
Ilustrasi pekerja migran positif Covid-19. (Foto: Antara)

SuaraMalang.id - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melaporkan, bahwa dari 3.636 Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang menjalani karantina di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, terdapat 33 orang positif COVID-19.

Meski demikian, belum ditemukan pasti terindikasi terpapar varian baru Covid-19 dari India, Inggris dan Afrika Selatan.

Pemprov Jatim bekerjasama dengan Institute of Tropical Disease Universitas Airlangga (Unair) Surabaya melakukan sequence genetik atau whole genome sequencing sebagai upaya genomic surveilance (deteksi dini) adanya mutasi varian baru asal India, Inggris dan Afrika Selatan.

“Alhamdulillah, sampai hari ini berdasarkan laporan dari ITD Unair, telah ada 109 sampel dari Jawa Timur yang telah dilakukan sekuensing, dimana 86 sampel telah diunggah ke dalam database genome Covid-19 Internasional GISAID. Dan, sampai hari ini belum ditemukan mutasi varian India, Inggris dan Afsel di Jatim,” ujarnya dikutip dari Beritajatim.com jaringan Suara.com, Selasa (4/5/2021).

Baca Juga: Hikmah Dibalik Positif Covid-19, Shyalimar Malik: Jadi Rajin Salat

Meski demikian, lanjut Khofifah, penting untuk dilakukan pencegahan penyebaran mutasi atau virus varian baru ini berkolaborasi seluruh pihak. Sebab meskipun virus Covid-19 telah bermutasi, namun pencegahannya tetap sama yaitu dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat.

“Upaya pencegahan mutasi masuk dan menyebar di Jatim membutuhkan kerja keras dari semua pihak, upaya karantina massal, genomic surveilance yang telah dilakukan tentunya masih sangat membutuhkan partisipasi masyarakat dengan patuh protokol kesehatan,” sambungnya.

Khofifah menambahkan, bahwa pengetatan untuk mengantisipasi masuknya varian virus baru ini juga diiringi dengan vaksinasi masif yang terus dilakukan Pemprov Jatim. Berdasar data Dinkes Jatim, untuk vaksinasi dosis pertama tercatat sebanyak 2.003.205 orang dan vaksinasi dosis kedua tercatat sebanyak 1.106.830 orang. Jumlah ini adalah yang tertinggi di Indonesia berdasarkan data Kemenkes RI per 3 Mei 2021.


“Meskipun vaksinasi terus dimasifkan, namun yang terpenting tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan. Karena saat ini protokol kesehatan masih terbukti efektif untuk mencegah penularan Covid-19 meskipun sudah bermutasi,” pungkasnya.

Baca Juga: Muncul Klaster Tarawih di Bantul, 22 Warga Murtigading Positif Covid-19

Load More