SuaraMalang.id - PCNU Jember mendesak polisi mengusut tuntas kasus penganiayaan atau pengeroyokan oleh sejumlah oknum pendekar PSHT terhadap empat anggota perguruan silat Pagar Nusa.
Hal itu diungkap Wakil Ketua PCNU Jember Akhmad Taufiq saat konferensi pers di Kantor PCNU Jember, Selasa (20/4/2021).
"Bahkan terkait pelaku penganiayaan, kami mendesak Polres Jember, untuk menghukum tegas pelaku sesuai dengan pasal tindak pidana penganiayaan yang dilakukan. Kami pun juga sudah berkoordinasi dan berkomunikasi dengan penasehat hukum kami (PCNU Jember) terkait kasus ini," katanya.
Pernyataan sikap itu, lanjut dia, berdasar hasil keputusan rapat luar biasa PCNU Jember.
Baca Juga: Lima Oknum Pendekar Jember Terlibat Aksi Pengeroyokan Diamankan Polisi
"Komitmen kami, tidak ada damai di luar penegakan hukum. Karena ini pilihan mutlak," sambungnya.
Sekretaris Tanfidziah PCNU Jember Pujiono menambahkan, hasil rapat memutuskan dan mendesak polisi agar melakukan penegakan hukum dengan menangkap dan mengadili para pelaku 3 x 24 jam.
"Memberikan perlindungan dan keamanan terhadap korban," katanya.
Perlindungan dan keamanan terhadap keluarga korban juga diperlukan.
"Adanya ketakutan dari pihak keluarga korban, yang itu dilaporkan kepada kami. Sehingga terkait perlindungan dan keamanan kepada keluarga korban ini dirasa perlu. Berkaitan dengan persoalan ini," sambungnya.
Baca Juga: Pasca Bentrok, Begini Sikap PSHT dan Pagar Nusa Kabupaten Jember
"Proses hukum berjalan, agar benar-benar dilaksanakan oleh aparat berwenang. Tapi jika tidak tegas, maka akan terjadi semakin berulang, dan ada pihak-pihak yang akan dirugikan," imbuh dia.
Senada di atas, Ketua Perguruan Silat Pagar Nusa Jember Fathor Rozi berharap hukum ditegakkan dengan adil.
"Seperti yang sudah disampaikan pengurus PCNU, hukum ini harus ditegakkan. Jangan ada tebang pilih," katanya.
Desakan agar kasus penganiayaan diusut tuntas lantaran kasus serupa terus berulang, bahkan dihitungnya ada puluhan kasus.
"Tapi berpuluh-puluh kali. Bahkan di Mumbulsari, sebenarnya itu pernah sampai 11 kali (kasus penganiayaan serupa). Tapi setahu saya sampai saat ini, yang ditangani polisi hanya empat kali,'" ungkapnya.
Secara khusus, Ia meminta Kapolres Jember bijak dan tegas terhadap kasus tersebut.
"Ini sangat memperihatinkan, sehingga saya harap pak Kapolres lebih bijak dan tegas. Terkait perampasan kaos (atribut perguruan silat), atau kejadian serupa, tidak hanya sekali," pungkasnya.
Kontributor : Adi Permana
Berita Terkait
-
Pembelaan Dewi Perssik Usai Dinyinyiri Gegara Kasih Beras 5 Kg dan Uang Rp 10 Ribu ke Warga Jember
-
Lebaran Duluan! Umat Islam di Jember Salat Ied Hari Ini
-
Apa Pekerjaan Suami Bu Guru Salsa? Resmi Menikah Usai Videonya Viral
-
Viral Video Syur 5 Menit di Kota Santri, Bu Guru Salsa Jember Minta Maaf: Saya Tertipu...
-
Siapa Bu Guru Salsabila? Viral Usai Videonya Bikin Gempar Medsos
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
- Harga Tiket Pesawat Medan-Batam Nyaris Rp18 Juta Sekali Penerbangan
- Rekaman Lisa Mariana Peras Ridwan Kamil Rp2,5 M Viral, Psikolog Beri Komentar Menohok
Pilihan
-
AFC Sempat Ragu Posting Timnas Indonesia U-17 Lolos Piala Dunia, Ini Penyebabnya
-
Bennix Ngakak, RI Tak Punya Duta Besar di AS karena Rosan Roeslani Pindah ke Danantara
-
Drawing Grup Piala Dunia U-17 2025: Timnas Indonesia U-17 Bertemu Brasil hingga Ghana?
-
Polresta Solo Apresiasi Masyarakat Manfaatkan Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor
-
Bahaya! JP Morgan Soroti Pernyataan Blunder Pejabat RI, Terbukti IHSG dan Rupiah Anjlok
Terkini
-
Warga Senang, Desa Wunut Bagikan THR dan Hadirkan Program Perlindungan Sosial
-
Habbie, UMKM Telon Aromatik Terbaik Siap Ekspansi Pasar Global Bersama BRI
-
4 Wisata di Kawasan Cangar Ditutup Usai Longsor yang Hempaskan 2 Mobil
-
BRI Raih Penghargaan Internasional Atas Prestasi Wujudkan Pertumbuhan Ekonomi yang Bertanggung Jawab
-
Petasan Lukai Pemiliknya di Malang, Korban Sampai Harus Dioperasi