SuaraMalang.id - Kabupaten Probolinggo ancang-ancang buka kembali sekolah di tengah pandemi Covid-19. Syarat utama sekolah tatap muka, yakni menerapkan dan mematuhi protokol kesehatan pencegahan virus Corona.
Bupati Probolinggo Puput Tantrianasari mengatakan, untuk memantapkan rencana tersebut, maka dilekukan uji coba proses kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka di beberapa sekolah.
“Saya harap uji coba pembelajaran secara tatap muka dapat berjalan dengan baik dan lancar. Serta tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan (prokes)," katanya dikutip dari Jatimnet.com jaringan Suara.com, Kamis (1/4/2021).
Ia menegaskan kembali, agar peserta didik atau siswa, guru, dan orang tua atau wali siswa saling mengingatkan kedisiplinan prokes.
"Proses ini akan selalu dievaluasi agar dapat terlaksana dengan baik,” katanya.
Sejumlah 121 lembaga pendidikan melakukan uji coba pembelajaran tatap muka Kabupaten Probolinggo. Rinciannya, sejumlah 72 SD dan 49 SMP. Teknisnya, jumlah atau kapasitas peserta didik yang masuk sekolah dibatasi 30 persen dari total satu rombongan belajar (rombel).
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo Fathur Rozi mengatakan, ada beberapa pertimbangan penting dari uji coba pembelajaran tatap muka tersebut.
Pertama, telah dipastikan wilayahnya zona hijau atau bebas dari penularan Covid-19 sesuai keputusan bersama (SKB) empat menteri terkait pembelajaran tatap muka di masa pandemi Covid-19.
Kedua, kesiapan sekolah mulai dari ketersediaan sanitasi, sarana mencuci tangan, toilet yang bersih, serta akses ke tempat pusat kegiatan belajar yang mudah.
Baca Juga: Selama Pandemi Covid-19, Rerata Ada 4 Sampai 5 Produksi Hoaks Setiap Hari
“Berdasarkan hasil monitoring, evaluasi dan kunjungan tentang pelaksanaan uji coba pembelajaran tatap muka ini, alhamdulillah protokol kesehatan sudah dilaksanakan dengan baik. Semuanya tertib mulai dari penggunaan masker, cuci tangan, sampai jaga jarak," jelasnya.
Selanjutnya, uji coba pembelajaran tatap muka akan dievaluasi secara berkala.
“Tetapi nantinya kalau hasil evaluasinya bagus, maka akan dinaikan kapasitasnya dari 30 persen menjadi 50 persen dari total peserta didik dalam satu rombelnya. Nanti akan banyak hal yang harus kita pertimbangkan dan tidak serta merta kita langsung membuka," ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ole Romeny Menolak Absen di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Tanpa Naturalisasi, Jebolan Ajax Amsterdam Bisa Gantikan Ole Romeny di Timnas Indonesia
- Makna Satir Pengibaran Bendera One Piece di HUT RI ke-80, Ini Arti Sebenarnya Jolly Roger Luffy
- Ditemani Kader PSI, Mulyono Teman Kuliah Jokowi Akhirnya Muncul, Akui Bernama Asli Wakidi?
- Jelajah Rasa Nusantara dengan Promo Spesial BRImo di Signature Partner BRI
Pilihan
-
6 Smartwatch Murah untuk Gaji UMR, Pilihan Terbaik Para Perintis 2025
-
3 Film Jadi Simbol Perlawanan Terhadap Negara: Lebih dari Sekadar Hiburan
-
OJK Beberkan Fintech Penyumbang Terbanyak Pengaduan Debt Collector Galak
-
Tarif Trump 19% Berlaku 7 Agustus, RI & Thailand Kena 'Diskon' Sama, Singapura Paling Murah!
-
Pemerintah Dunia dan Tenryuubito: Antagonis One Piece yang Pungut Pajak Seenaknya
Terkini
-
BRI Cetak Aiko Maju, UMKM Tangguh Pemasok Bahan Utama Program MBG di Kepulauan Siau
-
Cara Klaim Kompensasi Tiket KA Akibat Argo Bromo Anggrek Anjlok
-
KA Argo Bromo Anggrek Anjlok, Ini Daftar Kereta Api Terdampak Yang Dibatalkan
-
Transformasi BRIVolution Reignite & fokus UMKM Jadi Kunci Pertumbuhan BRI
-
Jangan Salah Pilih! Panduan Lengkap Memilih Vitamin yang Aman untuk Keluarga