SuaraMalang.id - Detasemen khusus (Densus) 88 Anti Teror Mabes Polri menyelisik 22 terduga teroris yang ditangkap di beberapa daerah Jawa Timur. Ada dugaan berkaitan dengan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso, pimpinan Ali Kalora.
Hal itu diungkap Kepala Biro Penerangan masyarakat Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono, Kamis (18/3/2021). Kepolisian terus menyelidiki apakah antara jaringan terorisme di Jawa Timur dan Poso, Sulawesi Tengah ada keterkaitan.
"Sedang didalami Densus 88, apakah kelompok ini ada hubungannya dengan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang ada di Poso pimpinan Ali Kalora," kata Rusdi, dikutip dari ANTARA, Kamis.
Seperti diberitakan, Densus 88 Anti Teror melancarkan operasi penangkapan terhadap 22 terduga teroris di sejumlah wilayah Jawa Timur, awal Maret 2021 lalu, yakni Sidoarjo, Surabaya, Mojokerto, Kediri, Malang dan Bojonegoro. Para terduga teroris itu menamakan diri sebagai Kelompok Fahim.
Brigjen Rusdi melanjutkan, bahwa sejumlah anggota kelompok Fahim bertemu dengan Taufik Bulaga (TB) alias Upik Lawanga, sebelum ditangkap Densus 88 Anti Teror.
Dijelaskannya, Upik Lawanga merupakan dalang dari beberapa peristiwa teror bom, seperti Bom Pasar Tentena, Bom Pasar Maesa, Bom Gor Poso, Bom Pasar Sentral, Bom Termos Nasi Tengkura, Bom Senter Kawua, dan rangkaian aksi teror lainnya pada 2004 hingga 2006.
"Hasil keterangan mereka, beberapa kali sebelum Upik Lawanga dan kelompok ini ditangkap, mereka melakukan pertemuan," ujarnya.
Sementara, Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Pol Abdul Rakhman Baso menjelaskan, berdasar daftar pencarian orang (DPO) MIT Poso yang sebelumnya berjumlah 11 orang itu, terbagi menjadi dua kelompok.
Satu kelompok berjumlah tujuh orang, dan satu kelompok lagi berjumlah empat orang. Kelompok yang berjumlah empat orang terlibat kontak tembak dengan tim Satuan Tugas Madago Raya, gabungan TNI/Polri pada Senin (1/3/2021).
Baca Juga: Latihan di Gunung Bromo, Terduga Teroris Jatim Incar Anggota Polisi
"Terbagi dua kelompok, satu kelompok yang terdiri dari empat orang dipimpin Ali Kalora, dan satu kelompok lagi tujuh orang," ujarnya.
Masih adanya sejumlah simpatisan yang membantu DPO MIT Poso tersebut sangat disesalkannya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
Terkini
-
Kota Malang Siapkan Rekayasa Lalu Lintas Saat Nataru 2026, Begini Skema Dishub
-
Pengamanan Wisata Malang Diperketat Jelang Nataru, Polisi Siaga di 183 Destinasi Favorit!
-
54 Napi Lapas Kelas I Malang Dapat Remisi Natal 2025, Tak Ada yang Langsung Bebas!
-
Arema FC vs Madura United Berakhir Dramatis, Duel Sengit di Kanjuruhan Gagal Beri Tiga Poin
-
Laga Arema FC vs Madura United, Stadion Kanjuruhan Dikawal Ketat 758 Personel Gabungan