Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Jum'at, 05 Maret 2021 | 11:37 WIB
Suasana persiapan ruang untuk KLB Partai Demokrat di salah satu hotel yang ada di Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang pada Kamis (4/3/2021) malam. [Istimewa]

SuaraMalang.id - Ribut-ribut soal Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat, Ketua Umum Bintang Muda Indonesia (BMI) Farkhan Evendi memperingatkan Kepala KSP Moeldoko dan politisi Hasnaeni Moein agar tidak bermimpi mengambil alih kepemimpinan Demokrat.

"Kami ingatkan kepada Moeldoko dan apalagi perempuan bernama Hasnaeni Moein yang sudah berani bicara ngawur tentang Partai Demokrat. Kami ingatkan, BMI pasang badan, maka kalian para pecundang jangan bermimpi mampu menggeser posisi Ketum kami Mas AHY," kata Farkhan, Ketua BMI yang merupakan sayap organ Partai Demokrat, Jumat (05/03/2021).

Sebelumnya, jagat politik tanah air sedang panas terkait isu KLB partai berlogo mercy itu di Deli Serdang, Sumatera Utara. KLB ini memantik amarah sejumlah kader partai.

KLB sendiri, dalam sebuah poster memperlihatkan daftar nama peserta yang akan datang di sana, diantaranya ada nama mantan kader Demokrat Nazarudin, Jhoni Allen, hingga Moeldoko.

Baca Juga: Ruhut Bongkar Penyebab Demokrat Ditinggal Kader, Ternyata Ada Faktor AHY

"Mereka ini orang-orang yang tidak punya wewenang atas Partai Demokrat. Berlindung di bawah nama kekuasaan dan memprovokasi sebagian orang di tubuh partai. Apa namanya ini kalo bukan pecundang," ujar Farkhan, seperti dikutip dari suaraindonesia.co.id, jejaring media suara.com.

Farkhan juga menyindir keras terkait banyaknya komentar dari pihak luar yang menurut dia justru memperkeruh keadaan internal Demokrat karena tidak memahami persoalan secara utuh.

"Banyak komentar dari pihak luar, baik yang menagatasnamakan pengamat dan lain sebagainya, namun sebetulnya tidak memahami persoalan secara utuh. Bahkan ada juga yang cenderung menormalkan permasalahan yang dialami Partai Demokrat saat ini. Bukannya menjernihkan persoalan, tepi justru mereka malah semakin memperkeruh saja," kata Farkhan.

Beberapa hal yang menjadi perhatian diantaranya adalah tudingan bahwa adanya gerakan pro KLB disababkan karena Partai Demokrat tidak terbuka dan AD/ART partai yang berlaku sekarang merupakan dokumen akal-akalan serta mencerminkan lemahnya legitimasi Ketua Majelis Tinggi dan Ketua Umum Partai Demokrat.

Dengan tegas Farkhan membantah tudingan tersebut. Menurutnya, AD/ART Partai yang berlaku sekarang bukanlah akal-akalan, justru ini merupakan hasil konsensus tertinggi dalam internal Partai Demokrat.

Baca Juga: Eko Kuntadhi: Ujungnya Bakal Ada Partai Demokrat Reformasi!

"Jangan sembarangan kalau ngomong, AD/ART Demokrat yang ada hari ini merupakan hasil konsensus tertinggi dari segenap kader yang ada di seluruh Indonesia," ujarnya.

"Dokumen tersebut juga bukan dibuat karena rendahnya legitimasi pemimpin Demokrat, namun itu dibuat untuk menghalau para pecundang seperti Jhoni Allen dan pihak luar seperti Moeldoko yang haus kekuasaan sehingga menghalalkan segala cara tanpa menghiraukan etika berdemokrasi," tegas Farkhan.

Load More