Scroll untuk membaca artikel
Farah Nabilla | Hernawan
Rabu, 17 Februari 2021 | 20:29 WIB
Ilustrasi gantung diri (18/11/2019). [Suara.com/Anang Firmansyah]

Lebih lanjut, Iptu Jaharuddin menerangkan bahwa kasus gantung diri itu sejauh ini masih dalam tahap penyelidikan.

Meski begitu, menurut keterangan beberapa saksi, Y dikenal sebagai orang yang kerasa kepala dan jarang menengar nasehat orang lain termasuk orang tua maupun kakanya.

Keluarga menolak jenazah Y diautopsi karena meurut mereka itu merupakan sebuah musibah.

"Pihak keluarga menolak dilakukan autopsi, mereka menerima sebagai suatu musibah, degan dikuatkan surat pernyataan," tegas Iptu Jaharuddin.

Baca Juga: Pria Bertato di Tangsel yang Gantung Diri Ternyata Anak Punk: Tekanan Batin

Catatan Redaksi: Hidup seringkali sangat sulit dan membuat stres, tetapi kematian tidak pernah menjadi jawabannya. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit dan berkecenderungan bunuh diri, sila hubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas atau Rumah sakit terdekat.

Bisa juga Anda menghubungi LSM Jangan Bunuh Diri melalui email janganbunuhdiri@yahoo.com dan telepon di 021 9696 9293. Ada pula nomor hotline Halo Kemkes di 1500-567 yang bisa dihubungi untuk mendapatkan informasi di bidang kesehatan, 24 jam.

Load More