Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Rabu, 20 Januari 2021 | 17:17 WIB
Menko Airlangga Hartarto mendonorkan plasma konvalesen yang digelar PMI. (istimewa)

SuaraMalang.id - Pengamat politik, Rocky Gerung melayangkan kritik pedas kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko) Airlangga Hartarto. Lantaran Menko Airlangga tak jujur pernah terpapar Covid-19. 

Seperti diketahui, status Menko Airlangga Hartarto terkuak lantaran ikut mendonorkan plasma konvalesen untuk pasien Covid-19 lain, belum lama ini.

Sebab, hanya penyintas atau orang yang pernah terkonfirmasi positif dan sembuh dari virus corona, bisa donor plasma konvalesen.

Kritikan itu dilontarkannya melalui video berjudul "TEGA...! DANA DISABILITAS PUN DISIKAT. PDIP LAYAK MASUK MUSEUM REKOR",

Baca Juga: Airlangga Hartarto Tak Jujur Sempat Positif Covid-19, ProDem: Tidak Adil!

Rocky Gerung menyinggung bahwa Menko Airlangga Hartarto statusnya sama dengan Habib Rizieq Shihab karena terindikasi positif corona dan berada di dalam kerumunan.

"Menteri Hartarto itu terus-menerus ada di rapat tentang SOP covid-19, lalu dia kena covid. Jangan-jangan dia ada dalam kerumunan yang lebih besar dari Habib Rizieq, kampanye, kan kita enggak tahu. Atau dia bolak-balik ke Medan karena harus memenangkan mantu dari presiden si Bobby . Jadi dia sama seperti HRS, di dalam kerumunan," ujarnya.

Kemudian, Rocky Gerung membandingkan sikap Habib Rizieq Shihab (HRS) dengan Menko Airlangga Hartarto.

"HRS mengaku kalau 'saya memang terbukti saya bayar denda', tidak ada pembuktian dia mengakibatkan keramaian di Petamburan. Tapi Hartarto dia enggak bayar denda padahal dia jelas-jelas covid," jelasnya.

Sikap Menko Airlangga Hartarto tidak patut, lantaran termasuk tokoh utama dalam menghentikan pandemi Covid-19 di Indonesia.

Baca Juga: Ya Ampun! Istana Tidak Tahu, Airlangga Hartarto Pernah Positif Covid-19

"Itu kan biadab karena melakukan sesuatu dan menyembunyikan dari publik, padahal dia adalah tokoh utama dalam upaya menghentikan covid. Jadi kalau gitu semua orang sembunyikan saja, nanti ketahuan kalau saya mendonorkan plasma," tuturnya.

"Dungunya itu ngapain dia mesti nyumbang plasma. Tapi mungkin saya ambil positifnya, pak Hartarto akhirnya sadar bahwa ia melakukan sesuatu yang salah secara moral karena itu dia terpanggil untuk menyumbangkan plasmanya itu," imbuhnya.

Ia menambahkan, Menko Airlangga Hartarto harusnya meminta maaf dahulu pada publik dan mengaku status dirinya sama dengan HRS.

"Tapi mestinya dia mengaku dulu bahwa 'saya kena covid, saya sembunyikan, saya minta maaf. Dan saya akan katakan saya kena covid di kerumunan bukan di dalam kabinet. Kerumunan mana? Oleh karena itu saya merasa bahwa saya sama statusnya dengan HRS, saya harus juga diborgol dipenjara'. Baru itu namanya Hartarto," katanya.

Sementara, Jurnalis senior Hersubeno Arief mengungkit kembali pemberitaan media yang menyebut bahwa ada sembilan menteri yang terpapar covid-19, namun baru empat menteri yang mengakui.

"Jadi setelah pak Hartarto ini kita menunggu siapa lagi menteri yang mengaku dan menggantinya (kesalahan: RED) dengan perbuatan 'mulia' yakni donor plasma," tandasnya.

Load More