SuaraMalang.id - Gedung SDN 1 Klatak Kecamatan Kalipuro Banyuwangi disegel diduga oleh ahli waris tanah. Tak tanggung-tanggung, pintu gerbang sekolah disegel dengan menumpuk bongkahan batu besar.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Suratno menjelaskan, bahwa sengketa tanah SDN 1 Klatak itu terjadi antara orang yang menyatakan diri sebagai ahli waris dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN). Bukan dengan sekolah atau Pemda Banyuwangi.
“Karena BPN konon telah mengeluarkan semacam produk status tanah tersebut kemudian digugat. Sudah barang tentu itu antara ahli waris dengan BPN bukan dengan Pemda apalagi dengan sekolah,” katanya, seperti dikuti dari timesindonesia.co.id – media jejaring suara.com, Kamis (24/12/2020).
Dia menambahkan, Putusan dari MA itu adalah putusan pembatalan status. Sehingga pihaknya berpendapat untuk bisa memastikan hak tanah di lokasi SDN 1 Klatak tersebut masih tetap membutuhkan keputusan dari peradilan perdata.
Sementara itu, lanjut Suratno, akibat penutupan paksa seluruh akses masuk di gedung SDN 1 Klatak, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi itu, lebih dari 400 murid terancam kehilangan tempat menimba ilmu.
Sebab, SDN 1 Klatak merupakan sekolah favorit di kecamatan tersebut. Dari segi geografis, tidak memungkinkan untuk dilakukan merger dengan sekolah lainnya.
Awal pekan depan, rencananya seluruh pihak yang terkait dengan persoalan ini akan dikumpulkan agar persoalan ini bisa segera diselesaikan.
“Insya Allah hari Senin depan, kami atas perintah Pak Asisten mengundang teman-teman yang terkait, mulai BPN, Bagian Hukum, Satpol PP, Camat sampai dengan Komite Sekolah. Kita undang rapat,” jelasnya.
Demi mengantisipasi segala kemungkinan terburuk terjadi, Dinas Pendidikan bersama Pemerintah Kelurahan Klatak dan Komite sekolah siap mencarikan alternatif tempat pembelajaran lain.
Baca Juga: Dua Kios di Pasar Kampung Baru Makassar Disegel Pengelola
Dinas Pendidikan sudah menawarkan beberapa tempat sebagai pengganti gedung sekolah SDN 1 Klatak. Namun lokasi gedung alternatif berada di sekitar pusat Pemerintahan Banyuwangi yang berjarak cukup jauh dari wilayah Klatak.
“Karena itu satu-satunya SD di wilayah Kelurahan Klatak. Memang satu-satunya sekolah dasar di sana. Mau merger jauh banget. Kayaknya mereka lebih nyaman tetap belajar di sekitar Klatak. Nanti akan kita carikan,” tegasnya.
Berita Terkait
-
Belum Lunas Bayar Tanah untuk Bangun Masjid, Ini Gurita Bisnis Taqy Malik
-
Gempa 5,7 Magnitudo Guncang Banyuwangi, 7 Bangunan Rusak
-
Game Changer! DPR 'Ketok Palu' Bentuk Pansus Khusus Selesaikan Konflik Agraria
-
'Turunkan Menteri, Bukan Aparat' KPA Desak Perubahan Total Penanganan Konflik Agraria di DPR
-
Instagramnya Sering Diintip, Ashanty Kirim Pesan Menohok buat Developer
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Lewat MotoGP Mandalika 2025, BRI Dorong Sport Tourism Nasional dan Kebangkitan Ekonomi Daerah
-
BRI Kembangkan UMKM Kuliner Asal Padang Agar Siap Bersaing di Pasar Global
-
BRI Gelar Consumer Expo 2025 di Surabaya: Solusi Finansial Terintegrasi untuk Gaya Hidupmu!
-
Rebutan DANA Kaget, Khusus Warga Malang, Siapa Cepat Dia Dapat
-
Lewat AgenBRILink, BRI Hadirkan Layanan Inklusi Keuangan di 66 Ribu Desa