SuaraMalang.id - Puluhan Pegawai Tidak Tetap (PTT) mendatangi Kantor Dinas Sosial Jember, Selasa (22/12/2020). Mereka mengeluhkan gaji atau honor bulanan, November dan Desember, tak kunjung cair.
Ada 35 PTT yang bekerja di Dinsos Jember dengan beragam tugas, mulai dari mengurus administrasi di kantor, penjaga taman makam pahlawan, membantu kegiatan kesejahteraan sosial, hingga melayani warga terlantar di karantina Liposos. Rata-rata gaji mereka adalah Rp 1 juta sampai Rp 2,2 juta. Gaji tertinggi untuk pekerja di panti Liposos.
Salah satu PTT Dian Novitasari mengatakan, sebelumnya tak pernah ada keterlambatan gaji hingga tanggal 20 setiap bulan.
“Padahal berkas sudah kami masukkan ke BPKAD (Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah). SPM (Surat Perintah Membayar) sudah kami masukkan. Berkas LS (Belanja Langsung) sudah kami masukkan. Tapi kami cek di aplikasi belum terposting, belum turun SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana)-nya,” katanya, seperti dikutip dari beritajatim.com -- media jejaring suara.com.
Menurut Dian, gaji November belum terproses.
“Kalau yang dulu-dulu, kami memasukkan (berkas), (selama) tiga hari, (gaji) teman-teman sudah bisa ditransfer. Tapi untuk November ini, kami tidak tahu di internal pemerintah daerah ada kebijakan apa. Padahal prosedurnya sama. Kami memasukkan arsip berkas ke BPKAD sama seperti sebelumnya,” urainya.
Keterlambatan pencairan gaji memang pernah terjadi. Namun itu jarang sekali, dan biasanya dikarenakan karena Kepala BPKAD sedang berdinas ke luar kota.
“Biasanya gaji November kami ajukan pada Desember awal. Padahal kami sama-sama memasukkan LS dan GU (Ganti Uang). Tapi kenapa LS-nya tidak diproses,” kata Dian.
Dian sempat meminta informasi dari staf BPKAD.
“Jawabannya belum ada perintah. Tidak jelas. Pokoknya belum ada perintah,” katanya.
Akibatnya, para PTT Dinsos galau. Apalagi sebagian PTT mengandalkan gaji tersebut sebagai pemasukan rumah tangga.
“Ada yang kemarin istrinya bekerja, tapi karena pandemi, akhirnya berhenti. Jadi satu-satunya penghasilan adalah dari suami. Ada yang baru punya anak, butuh gaji untuk membeli kebutuhan bayi,” kata Dian.
Gara-gara tak digaji, mereka memilih pinjam ke keluarga atau kerabat. Pasalnya, ada yang masih memiliki cicilan pembayaran rumah.
“Tapi kalau memang tidak turun, saya tidak tahu membayarnya bagaimana,” kata Dian.
Ia berharap ada pembaruan kebijakan, supaya administrasi berjalan lancar.
Berita Terkait
-
Honor 500 Tiru Desain iPhone Air? Ini Bocoran Fitur dan Disebut Jadi Pesaing Oppo Reno 15
-
Gaming Lebih Mulus, Honor GT 2 Diprediksi Bawa Layar OLED 165 Hz
-
HP Murah Honor X6b Plus Debut: Harga Sejutaan, Usung Helio G85 dan Memori 256 GB
-
Berapa Bayaran Amanda Manopo Per Episode? Enteng Jajan di Ojol Habis Rp215 Juta
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
Terkini
-
Saldo DANA Gratis Emergency: Isi Pulsa & Kuota Langsung Bisa Masuk Dompet Digital
-
Nikmati Kemudahan Beli Tiket Konser Bryan Adams 2026 Lewat BRImo, BRI Suguhkan Layanan Menarik
-
DANA Kaget: Booster Belanja Awal Bulanmu! Klaim Sekarang, Langsung Cair
-
Kinerja Kinclong, BRI Bakal Buyback Rp 3 Triliun Saham
-
QRIS BRI Permudah Transaksi di Pameran Tanaman Hias Internasional