Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Kamis, 10 Desember 2020 | 16:54 WIB
Ilustrasi pilkada serentak 2020. [Suara.com/Eko Faizin]

SuaraMalang.id - Ini yang terjadi jika paslon di pilkada lebih dari dua. Setidaknya tiga daerah di Jawa Timur yang jumlah paslonnya lebih dari dua muncul saling klaim kemenangan versi quick count atau hitung cepat.

Pilkada Kabupaten Malang misalnya. Tiga paslon menanggapi perolehan suara hasil hitung cepat. Ada yang mengakui kekalahan, ada pula yang saling mengklaim keunggulan suara. Bahkan langsung mewacanakan program 100 hari kerja.

Paslon Sanusi – Didik Gatot Subroto misalnya. Paslon petahana ini percaya diri memenangkan kontestasi lima tahunan tersebut.

Klaim kemenangan ini merujuk pada hasil quick count Lingkar Survei Indonesia (LSI) Denny JA yang mengunggulkan pasangan Sanusi-Didik dengan 45,99 persen suara.

Baca Juga: Pascapencoblosan, Dua Paslon Pilkada Kabupaten Malang Klaim Kemenangan

Suara itu lebih tinggi dari perolehan dua seterunya, yakni Lathifah Shohib-Didik Budi Muljono yang sebesar 41,60 persen dan paslon Heri Cahyono-Gunadi Handoko yang mengemas suara 12,41 persen.

Menanggapi itu, Cabup Sanusi langsung berbicara tentang realisasi janji –janji kampanyenya.

"Ya program prioritas ini merupakan janji kami dan penting untuk dilaksanakan secepatnya dalam 100 hari kerja. Nanti kami janjikan di 100 hari pertama kami buat jalan berlubang itu mulus gak ada lubang-lubangnya lagi," katanya, Kamis (10/12/2020).

Sementara itu, Cabup Lathifah Shohib juga mengklaim menang berdasar hasil hitung cepat internal timnya. Paslon Sanusi – Didik Gatot Subroto memperoleh suara 43,75 persen, Lathifah Shohib – Didik Budi Muljono 44,09 persen, dan Heri Cahyono-Gunadi Handoko 12,16 persen.

"Artinya Ladub (Lathifah-Didik Budi Muljono) unggul 0,34 persen," ujarnya melalui media sosial tim pemenangan.

Baca Juga: Air Terjun Tumpak Sewu Curi Perhatian, Panoramanya Bak Film Jurrasic Park

Ia kemudian menyampaikan terima kasih kepada penyelenggara pemilu (KPU dan Bawaslu) serta Polres. Mantan anggota DPR RI dari PKB ini juga berharap proses demokrasi berjalan jujur.

"Saya berharap kontestasi demokrasi ini kita jaga dan saya berharap dilaksanakan secara profesional tidak ada kecurangan," ujarnya.

Berbeda dengan pasangan Heri Cahyono-Gunadi Handoko yang justru gentleman mengakui kekalahan berdasarkan hasil hitung cepat (quick count) yang dilakukan berbagai lembaga survei. Sebab, suara paslon jalur perseorangan atau independen tersebut kalah jauh.

Hal itu disampaikan Ketua Tim Kerja, Sutopo Dewangga. Bahwa hasil hitung cepat yang beredar saat ini tidak jauh beda dengan hasil hitung cepat internal yang diselenggarakan oleh tim internalnya.

"Kami mengakui hasil hitung cepat saat ini. Karena hasilnya sama dengan hitung cepat internal kami dan kami mengakui kami belum menang," katanya.

Meskipun demikian, lanjut Sutopo, pihaknya mengajak relawan untuk tidak berkecil hati.

"Tetap semangat jangan bersedih. Malang Jejeg tidak kemana-mana kami tetap ada. Seperti tujuan awal gerakan Malang Jejeg akan jadi organisasi gerakan moral," ujarnya.

Pilbup Malang 2020 diikuti tiga paslon, yakni paslon nomor urut 1, Sanusi-Didik Gatot Subroto (SanDi), koalisi PDI Perjuangan, NasDem, Demokrat, Golkar, Gerindra, dan PPP.

Kemudian, paslon nomor urut 2, Lathifah Shohib-Didik Budi Muljono (LaDub) koalisi PKB dan Hanura. Terakhir, paslon nomor urut 3, Heri Cahyono, dan Gunadi Handoko (Malang Jejeg) dari jalur perseorangan atau independen.

Kontributor : Aziz Ramadani

Load More