Pameran Tragedi Kanjuruhan Hadirkan Bongkahan Stadion: Merawat Ingatan Kelam Sepak Bola Indonesia

Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya, Malang kembali menggelar pameran Tragedi Kanjuruhan.

Baehaqi Almutoif
Rabu, 02 Oktober 2024 | 11:13 WIB
Pameran Tragedi Kanjuruhan Hadirkan Bongkahan Stadion: Merawat Ingatan Kelam Sepak Bola Indonesia
Bongkahan bangunan dihadirkan pada Pameran Tragedi Kanjuruhan di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya, Malang, Selasa (1/10/2024). [SuaraMalang/Aziz Ramadani]

SuaraMalang.id - Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya, Malang kembali menggelar pameran Tragedi Kanjuruhan. Sejumlah karya seni hingga sastra hadir pada momentum 2 tahun peringatan tersebut.

Selain karya seni dan sastra, bongkahan dari Stadion Kanjuruhan turut dipertontonkan di Teras Budaya, Gedung A, FIB Universitas Brawijaya tersebut.
Bongkahan itu menjadi saksi bisu peristiwa kelam dunia persepakbolaan Indonesia pada 1 Oktober 2022 silam. Korban meninggal tercatat berjumlah 135, sedangkan ratusan korban lainnya terluka ringan hingga berat.

Ketua Pelaksana Pameran Tragedi Kanjuruhan, Muhammad Febizio mengatakan, pameran bertajuk 'Tragedi yang Terlupakan, Belum Terurai namun Dianggap Usai' ini memamerkan infografik, karya tulisan, fotografi, dan juga menghadirkan kembali situasi tragis melalui seni dan lukisan.

“Semoga kegiatan ini bisa meningkatkan rasa empati dan keyakinan kita kepada Tragedi Kanjuruhan,” katanya, Selasa (1/10/2024).

Baca Juga:Peringatan 2 Tahun Tragedi Kanjuruhan: Doa dan Tahlil di Pintu 13

Pameran tersebut dihadirkan dengan harapan negara dapat mengusut tuntas kasus tersebut. Sebab, menurutnya, sampai saat ini negara masih terkesan abai. Belum ada keadilan hukum yang seadil-adilnya.

“Sebagai bukti, penyelesaian kasus Tragedi Kanjuruhan dinilai para pakar sebagai pengadilan yang intended to fail atau dirancang untuk gagal mengusut keadilan,” ujarnya.

“Tragedi ini belum tuntas secara hukum,” imbuh dia.

Ketua BEM FIB UB, Ahmad Royyan menambahkan kegiatan ini harus terus dilakukan demi kepentingan seluruh korban dan keluarga korban.

“Maka acara ini dilaksanakan kiranya agar semua tidak pudar dari ingatan kita, bahwa tragedi ini benar-benar belum selesai dan benar-benar harus diadili dengan seadil-adilnya,” ujarnya.

Baca Juga:Pilkada Kota Malang: Mahasiswa Dianggap Tidak Berpengaruh Signifikan Terhadap Perilaku Pemilih

Sebagai penutup Pameran Tragedi Kanjuruhan, digelar pertunjukan monolog dari Teater Lingkar. Penampil menghadirkan kengerian yang dialami korban. Jeritan serta tangis mengiringi.

Pada penghujung penampilan, sejumlah tiga orang mahasiswa membentang spanduk bertuliskan usut tuntas.

Kontributor : Aziz Ramadani

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini