Pemkot Malang Bentuk Tim Percepatan Penanganan Tuberkulosis

Stigma yang terjadi di masyarakat menjadi salah satu tantangan terbesar dalam penanganan TB, dengan banyak pengidap enggan berobat karena malu.

Bernadette Sariyem
Jum'at, 13 September 2024 | 22:56 WIB
Pemkot Malang Bentuk Tim Percepatan Penanganan Tuberkulosis
Tuberkulosis (TBC) masih jadi beban di Indonesia. (Shutterstock)

SuaraMalang.id - Pemerintah Kota Malang telah membentuk tim percepatan penanganan tuberkulosis (TB) pada Agustus 2024, yang melibatkan berbagai dinas untuk meningkatkan upaya pencegahan dan pengobatan penyakit TB.

Dinas Kesehatan Kota Malang memimpin inisiatif ini, dengan partisipasi aktif dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPRKP), Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Ketenagakerjaan, dan Dinas Sosial P3AP2KB.

Meifta Eti Winindar, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kota Malang, menyatakan bahwa target pemerintah pusat adalah mencapai eliminasi TB pada tahun 2030.

"Kota Malang berada di urutan kelima di Jawa Timur untuk kasus TB terdata. Dengan Jawa Timur sendiri berada di posisi kedua nasional, dan Indonesia kedua di dunia," ungkap Meifta pada Jumat (13/9/2024).

Baca Juga:Sebanyak Sembilan Anak Gagal Ginjal Akut Dirawat di RSUD Saiful Anwar Malang

Upaya-upaya yang dilakukan termasuk peningkatan akses terhadap layanan pengobatan TB dan meningkatkan kualitas hunian melalui program bedah rumah.

“Kami mendorong dalam program bedah rumah itu, yang dibedah adalah rumah-rumah para pengidap TB. Kondisi lembab, ventilasi yang tidak baik, dan kurangnya cahaya matahari sering terjadi pada rumah pengidap,” jelas Meifta.

Dinas Ketenagakerjaan berfokus pada pencegahan diskriminasi terhadap pengidap TB di tempat kerja, dengan Meifta menambahkan, “Ya memang sering sekali didiskriminasi. Kami ingin memastikan bahwa pengidap TB tidak mendapat perlakuan yang sama di tempat kerja.”

Stigma yang terjadi di masyarakat menjadi salah satu tantangan terbesar dalam penanganan TB, dengan banyak pengidap enggan berobat karena malu.

Meifta menekankan pentingnya dukungan masyarakat dan keluarga, “TB ini bisa disembuhkan, dukungan keluarga dan masyarakat sangat penting untuk memberikan semangat kepada pengidap.”

Bayti Ikhsanita, seorang relawan di RS Saiful Anwar, berbagi cerita mengenai seorang lelaki yang dipecat dari pekerjaannya akibat TB, yang tidak hanya kehilangan pekerjaan tetapi juga dukungan keluarga.

"Padahal dia sudah kerja delapan tahun di perusahaannya. Dia karyawan tetap. Kami sempat membantu bersama paralegal dari Jakarta, tetapi tidak membuahkan hasil yang baik," tutur Bayti.

Pemkot Malang berkomitmen untuk terus berupaya memberikan layanan kesehatan yang lebih baik dan memastikan lingkungan yang mendukung untuk semua pengidap TB di kota ini.

Kontributor : Elizabeth Yati

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini