Yudi Meira menyebut bahwa kualitas rumput semi sintetis di stadion tersebut masih layak digunakan untuk pertandingan Liga 1.
Sementara itu, lampu stadion dengan standar pencahayaan 1200 lux juga melebihi standar PSSI yang menetapkan 800 lux.
“Iya memang sudah dilakukan asesmen beberapa kali dan hasilnya cukup layak ya kalau secara keseluruhan sih memang masih layak untuk liga 2 tapi kalau liga 1 dari kualitas rumput dan cahaya sudah sudah mencukupi yang belum standar itu di pintu sama tribun,” kata Yudi Meira.
Meski demikian, ada beberapa aspek yang masih perlu diperbaiki di Stadion Soepriadi, seperti tribun penonton dan pintu keluar.
Sesuai regulasi Liga 1, tribun penonton harus menggunakan single seat, sementara Stadion Soepriadi belum memilikinya.
Selain itu, akses pintu masuk dan keluar penonton serta tim sepak bola juga harus dipisahkan.
“Kalau sesuai regulasi kan klub liga 1 atau kandang dari klub liga 1 itu kan harus single seat itu yang kami tidak punya dan untuk pintu keluar masuk penonton itu harus dibedakan dengan pintu masuk dan keluar tim ya itu yang kami masih jadi catatan dan akan kami lakukan perbaikan dengan pihak ketiga,” tutup Yudi Meira.
Stadion Soepriadi, yang sebelumnya digunakan oleh PSBK dan Blitar United, saat ini memang kosong setelah kedua klub tersebut diakuisisi oleh pihak lain dan memutuskan pindah kandang.
Jika keputusan untuk menjadikan Stadion Soepriadi sebagai kandang sementara Arema FC benar terjadi, maka stadion ini akan kembali merasakan atmosfer kompetisi sepak bola tingkat tinggi di Indonesia.
Kontributor : Elizabeth Yati