SuaraMalang.id - Kabupaten Malang, terkenal dengan sejarah panjang masa penjajahan Belanda, menyimpan banyak bangunan bersejarah dengan arsitektur kolonial yang khas.
Salah satu peninggalan sejarah tersebut adalah Jembatan Talang Bululawang, sebuah jembatan kuno yang dibangun pada tahun 1905, masih berdiri kokoh dan menjadi saksi bisu kejayaan masa lalu.
Berbeda dari jembatan pada umumnya yang dibangun melintasi sungai, Jembatan Talang Bululawang memiliki karakteristik unik dengan sungai yang mengalir di atasnya.
Kejernihan air sungai yang terlihat berwarna kebiru-biruan menambah pesona jembatan ini, sering kali dijuluki memiliki kemiripan dengan Magdeburg Water di Jerman.
Baca Juga:Staycation Keluarga di Oak Tree Glamping Resort Batu, Nikmati Nuansa Alam dan Kegiatan Seru
Terletak di Krapyak Jaya, Kecamatan Bululawang, jembatan ini menghubungkan Desa Bululawang dan Desa Krebet Senggrong.
Dengan jarak hanya sekitar 500 meter dari Pasar Bululawang, Jembatan Talang Bululawang mudah diakses oleh masyarakat setempat maupun wisatawan yang ingin menyaksikan keindahan dan merasakan atmosfer historis dari jembatan peninggalan Belanda yang telah berusia lebih dari satu abad ini.
Pada masa kolonial, Malang dikenal sebagai daerah strategis untuk perkebunan dengan berbagai komoditas seperti tebu, kopi, karet, dan teh.
Namun, kondisi tanah di Bululawang dan Gondanglegi yang kering membuat tanaman kurang subur.
Menyadari potensi tersebut, Belanda kemudian membangun Jembatan Talang Bululawang dengan tujuan utama mengalirkan air dari Sungai Manten untuk mendukung kegiatan perkebunan di daerah tersebut.
Baca Juga:Menikmati Pesona Eropa di Araya Arcade Garden Malang
Hingga saat ini, Jembatan Talang Bululawang tidak hanya berfungsi sebagai infrastruktur transportasi tapi juga menjadi objek wisata sejarah yang menarik.
- 1
- 2