SuaraMalang.id - Kota Batu di Jawa Timur, terkenal dengan suasana sejuk dan pemandangan alam yang menakjubkan, menjadi destinasi sempurna untuk mereka yang mencari healing atau penyegaran diri.
Kota ini menawarkan pengalaman berinteraksi dengan alam yang tidak hanya indah tetapi juga terjangkau, menjadikannya pilihan ideal bagi para pencari ketenangan.
Salah satu tempat yang populer untuk healing di Kota Batu adalah Ladang Bunga Matahari, yang terletak di Jalan Wukir, Dusun Ngujung, Desa Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji.
Dikutip dari kanal YouTube Fajar Hengki Wijaya, wisata Ladang Bunga Matahari hanya berjarak sekitar 10 menit dari alun-alun Kota Batu dan menawarkan pemandangan hamparan bunga matahari yang indah dengan latar belakang Gunung Panderman.
Baca Juga:Wisata Hemat di Kota Batu: Cuma Modal Bayar Parkir Bisa Dapat Spot Instagramable
Area Ladang Bunga Matahari ini memiliki luas sekitar 2.500 meter persegi, menjanjikan pengalaman menenangkan di tengah keindahan alam.
Tiket masuk ke tempat wisata ini sangat terjangkau, hanya Rp10 ribu per orang, belum termasuk ongkos parkir yang juga tidak mahal, yaitu Rp5 ribu untuk mobil dan Rp2 ribu untuk sepeda motor.
Wisata ini juga menyediakan makanan dan minuman ringan dengan harga yang ramah di kantong, menambah kenyamanan pengunjung selama berada di sana.
Jam operasional Ladang Bunga Matahari adalah setiap hari mulai dari pukul 8 pagi hingga 5 sore, memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk menikmati keindahan bunga matahari yang mekar di siang hari.
Kunjungan ke Ladang Bunga Matahari di Kota Batu ini tidak hanya memberikan kesempatan untuk menikmati keindahan alam, tetapi juga menjadi sarana penyegaran pikiran dan tubuh, terutama bagi mereka yang ingin melepaskan stres dan tekanan pekerjaan.
Baca Juga:Alamat Kafe Loe Min To: Nuansa Unik dengan Sentuhan Antik dan Suasana Tenang
Kota Batu, dengan segala keindahan alam dan berbagai pilihan wisata kuliner, terus menarik minat para wisatawan yang mencari pengalaman healing yang berkesan namun dengan biaya yang tidak memberatkan.
Kontributor : Elizabeth Yati