Letusan Kecil dan 20 Kali Tremor Masih Terasa dari Aktivitas Semeru

Gunung Semeru masih aktiv pasca-erupsi beberapa waktu lalu. Demikian pantauan Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru.

Muhammad Taufiq
Senin, 20 Maret 2023 | 10:41 WIB
Letusan Kecil dan 20 Kali Tremor Masih Terasa dari Aktivitas Semeru
Erupsi Gunung Semeru yang terpantau dari PPGA Semeru di Gunung Sawur pada Sabtu (11/2/2023) pukul 07.54 WIB. (ANTARA/HO-PVMBG)

SuaraMalang.id - Gunung Semeru masih aktiv pasca-erupsi beberapa waktu lalu. Demikian pantauan Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru. PPGA mencatat mencatat sebanyak dua kali getaran banjir lahar dingin di Gunung Semeru.

Tremor atau getaran akibat aktivitas Semeru ini berdasar pengamatan terjadi kemarin, Minggu (19/03/2023), pukul 00.00-06.00 WIB dan 12.00-18.00 WIB. Dengan demikian, gunung yang berada di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, itu masih dibilang berbahaya.

Petugas PPGA Semeru, Mukdas Sofian, dalam laporan tertulisnya menyebutkan bahwa pada periode pengamatan Minggu pukul 00.00-06.00 WIB tercatat satu kali gempa getaran banjir lahar dingin dengan amplitudo 15 mm dan lama gempa 1.740 detik.

"Selain itu, dalam pengamatan kegempaan juga terekam 20 kali gempa letusan/erupsi, satu kali harmonik, dan tiga kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 11-25 mm," katanya dikutip dari ANTARA.

Baca Juga:Catat! Ini Jadwal Kawasan Wisata Bromo bakal Ditutup Total

Kemudian pada periode pengamatan pukul 12.00-18.00 WIB tercatat satu kali gempa getaran banjir dengan amplitudo 20 mm dan lama gempa 1.800 detik.

"Sejauh ini banjir lahar dingin Gunung Semeru masih terkendali dan aman berada di jalur aliran sungai," kata Kepala Bidang Kedaruratan, Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kabupaten Lumajang Joko Sambang.

Ia menjelaskan, Gunung Semeru masih berstatus level III atau siaga, sehingga masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).

Di luar jarak tersebut, masyarakat juga tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

"Masyarakat di lereng Semeru juga diimbau tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)," katanya.

Baca Juga:Dua Tahun Pasca Erupsi Semeru, Ribuan Warga Terdampak Bencana Akhirnya Mendapat Hunian Pengganti

Selain itu, lanjut dia, masyarakat juga diimbau mewaspadai potensi Awan Panas Guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.

"Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini