Marak Ngemis Online, Sosiolog UMM Minta Publik Setop Beri Gift ke Konten Eksploitasi

"Konten eksploitasi lansia yang menjadi fenomena baru 'ngemis' secara daring ini membuat resah masyarakat."

Eleonora PEW
Minggu, 29 Januari 2023 | 11:42 WIB
Marak Ngemis Online, Sosiolog UMM Minta Publik Setop Beri Gift ke Konten Eksploitasi
Sultan Ahyar Mandi Lumpur

SuaraMalang.id - Media sosial belakangan ini diramaikan dengan aksi mengemis secara daring alias online melalui konten-konten yang mengeksploitasi, termasuk eksploitasi lanjut usia (lansia). Menanggapi fenomena ini, Kepala Program Studi (Prodi) Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Luluk Dwi Kumalasari mengajak masyarakat untuk berhenti memberikan hadiah (gift) pada para pembuat konten tersebut.

"Konten eksploitasi lansia yang menjadi fenomena baru 'ngemis' secara daring ini membuat resah masyarakat. Fenomena ini juga membuat miris, karena meminta belas kasih orang lain, bahkan kini muncul di dunia maya," kata Luluk di Malang, Jawa Timur, Sabtu, menanggapi maraknya ngemis daring yang disiarkan langsung melalui TikTok.

Mengemis daring yang semakin marak di berbagai media sosial tersebut, mencuat setelah salah satu akun TikTok bernama TM Mud Bath menuai banyak kritik dari netizen, karena siaran langsung di TikTok yang berisi mandi lumpur. Dalam konten itu juga melibatkan lansia yang membuat masyarakat iba dan berujung memberikan hadiah.

Menurut Luluk, yang melatarbelakangi maraknya mengemis daring adalah kemajuan teknologi. Apalagi, media sosial memberi kebebasan dan kemudahan kepada manusia untuk mengekspresikan dirinya untuk tujuan apapun, termasuk mencari uang. Selain itu, kemiskinan dan tuntutan yang semakin tinggi mendorong seseorang untuk mencari cara instan mendapatkan keuntungan.

Baca Juga:'Kita Pakai Modal Lho!' Dalih Sultan Akhyar Mandi Lumpur, Ogah Dituding Mengemis Online

“Ngemis daring adalah solusi yang tepat menurut mereka, karena mendapatkan uang yang berasal dari pemberian netizen. Selain itu, juga adanya kesempatan, tidak adanya batasan tegas dari pihak media sosial dalam memilih dan memilah konten mana yang boleh dipublikasi dan tidak,” ujarnya.

Latar belakang selanjutnya, kata Luluk, persepsi masyarakat tentang konten hiburan yang sudah bergeser. Dulu, definisi hiburan adalah menyenangkan dan tidak menyusahkan orang lain, sekarang konten menyusahkan orang lain bisa dianggap sebagai hiburan, serta belum adanya perlindungan terhadap kelompok rentan, sehingga kelompok rentan sering menjadi sasaran eksploitasi.

“Semakin lunturnya nilai, etika, adat ketimuran, terutama di kalangan generasi muda juga menjadi latar belakang yang kuat, dan faktor budaya masyarakat Indonesia yang suka menolong dan punya belas kasihan tinggi. Memang tidak salah, namun seringkali masih bisa dimainkan oleh kelompok tertentu,” ujarnya.

Luluk mengatakan Indonesia pada 21 Oktober 2022, didaulat sebagai negara paling dermawan di dunia dengan persentase 68 persen oleh world Giving Index (WGI) 2022. Adanya label tersebut, menjadi faktor pendukung lain terjadinya fenomena ngemis daring.

“Siapa yang tidak tahu keramahan, kepedulian dan jiwa sosial orang Indonesia? Bahkan, kita tidak asing dengan salah satu desa yang dikenal dengan desa pengemis dan hidup masyarakatnya makmur. Tapi, kemakmuran mereka tidak menghentikan aksi. Nah, harusnya masyarakat Indonesia bisa lebih bijak, berpikir rasional dan bertindak dengan tegas,” ucapnya.

Baca Juga:Video Nenek Mandi Lumpur di Lombok Tengah Dihapus TikTok

Baginya, ngemis daring yang menjamur di media sosial sebagian besar melakukan eksploitasi terhadap kelompok rentan, termasuk lansia. Mengemis daring adalah konten yang tidak pantas dan memberikan dampak yang tidak baik bagi masyarakat, sebab konten tersebut mengajarkan konteks eksploitasi anak muda terhadap orang tua. [ANTARA]

News

Terkini

Kisah haru meliputi keluarga Hernik Martika S (54) di Kota Malang Jawa Timur. Mereka bahagia bukan kepalang setelah anggota keluarganya itu pulang setelah 37 tahun hilang.

News | 11:23 WIB

Sejumlah saksi diperiksa oleh kepolisian dalam kasus penipuan investasi robot trading ATG dengan tersangka Wahyu Kenzo. Kasus ini menggegerkan publik beberapa hari belakangan.

News | 09:14 WIB

Sebuah video yang memperlihatkan seorang anak yang sedang meronta kesakitan di rumah sakit, beredar di media sosial.

News | 10:16 WIB

Dukungan untuk bos Robot Trading ATG Wahyu Kenzo dalam bentuk karangan bunga berjejer di Monumen Tugu Kota Malang, Jawa Timur, Senin (13/3/2023).

News | 08:47 WIB

Nama Wahyu Kenzo segera menjadi sorotan publik beberapa hari belakangan ini. Pria yang dijuluki crazy rich Surabaya itu ditetapkan sebagai tersangka penipuan robot trading

News | 08:56 WIB

Media sosial dihebohkan dengan beredarnya surat penolakan pembangunan Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) yang berlokasi di Desa Sumberejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang.

News | 08:34 WIB

Sejumlah karangan bunga dari korban penipuan robot trading Auto Trade Gold (ATG) Wahyu Kenzo memenuhi halaman Mapolresta Malang Kota, Kamis (9/3/2023).

News | 21:16 WIB

Baru-baru ini sebuah video viral di kalangan warga Malang Jawa Timur ( Jatim ). Kontennya tentang sapi yang melahirkan pedet (anakan sapi) berkepala dua.

News | 10:33 WIB

Kapolres Malang Kota Kombes Polisi Budi Hemanto menerangkan kasus ini bermula ketika salah satu anggota robot trading berinisial MY.

News | 18:22 WIB

Media sosial dihebohkan dengan unggahan akun TikTok @geempredator yang mengungkap soal kasus penyebaran foto sejumlah orang di akun Twitter "dewasa".

News | 13:36 WIB

Selain itu, beban kepada manajemen juga akan meningkat akibat terlalu lama berada di Jakarta.

News | 20:07 WIB

Dua perampok sadis bersenjata tajam tak segan-segan melukai korbannya di kawasan Malang Jawa Timur ( Jatim ). Keduanya merupakan residivis kasus serupa.

News | 10:54 WIB

Gempa bumi mengguncang Kabupaten Malang Jawa Timur ( Jatim ) pagi ini, Senin (06/03/2023). Informasi gempa ini dilaporkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

News | 09:35 WIB

Empat remaja Pasuruan yang videonya viral melakukan perundungan, menendang, membanting dan menginjak korban akhirnya ditetapkan sebagai tersangka.

News | 09:13 WIB

Vicky Hermansyah, satu dari ratusan korban tragedi Kanjuruhan berharap bisa kembali bekerja dan menghidupi keluarganya.

News | 15:26 WIB
Tampilkan lebih banyak