Partai Ummat dan PAN Bakal Rebutan Massa Islam Perkotaan, Padahal Kuenya Kecil

Basis massa ummat Islam bakal diperebutkan sejumlah partai. Mulai dari PKB, PPP, PKS, PBB, PAN dan terakhir Partai Ummat. Namun yang menarik adalah PAN dan Partai Ummat.

Muhammad Taufiq
Rabu, 04 Januari 2023 | 12:52 WIB
Partai Ummat dan PAN Bakal Rebutan Massa Islam Perkotaan, Padahal Kuenya Kecil
Ketua Majelis Syura Partai Ummat, Amien Rais. (Suara.com/Bagaskara)

Mengingat terbatasnya basis suara tersebut, mau tidak mau Partai Ummat harus menggarap kelompok pemilih lain agar bisa mewujudkan impiannya bisa lolos parliamentary threshold. Ambang batas perolehan suara minimal 4 persen ini bakal menjadi pertarungan hidup-mati, terutama bagi partai-partai yang selama ini selalu berada di luar tiga besar.

Dari berbagai survei mutakhir menyebutkan perolehan suara PAN sebenarnya tidak aman karena tidak pernah meraih lebih dari 4 persen. Hasil sigi tersebut tidak terlalu mengejutkan karena setiap menjelang pemilu, sejumlah lembaga survei juga melaporkan perolehan suara PAN di bawah 4 persen.

Namun, kenyataannya pada Pemilu 2014 dan 2019, partai yang dinakhodai Zulkifli Hasan ini selalu mampu membalikkan hasil survei, sehingga selalu sukses melompati pagar ambang batas perolehan suara minimal parlemen.

Bagi PAN, ancaman penggerogotan suara bukan kali ini saja terjadi. Pada tahun 2006, sejumlah kader muda Muhammadiyah mendirikan Partai Matahari Bangsa untuk berlaga pada Pemilu 2009, dengan Ketua Umum Imam Addaruqutni, yang sebelumnya anggota DPR RI dari PAN.

Baca Juga:Adu Kuat PAN Vs Partai Ummat Berebut Suara Di Pemilu 2024, Siapa Unggul?

Namun, partai tersebut gagal mendulang suara meyakinkan, hanya meraih 414.750 suara atau 0,4 persen pada Pemilu 2009, sedangkan PAN meraup 6.254.580 suara atau 6,01 persen. Dibandingkan dengan perolehan suara PAN pada Pemilu 2004 memang ada penurunan, namun tidak signifikan. Pada Pemilu 2004, PAN menghimpun 7.303.324 suara atau 6,44 persen suara dengan menempatkan 53 wakilnya di parlemen.

Keretakan partai yang diikuti dengan pendirian partai baru sesungguhnya jamak terjadi di negeri ini. PDIP, PKB, Golkar, hingga PKS, pernah mengalami. Namun, sejarah membuktikan bahwa partai-partai lama itu selalu mampu eksis.

Dengan mengandalkan basis dukungan kantong suara yang relatif sama dengan PAN, apakah Partai Ummat bisa menorehkan sejarah baru, seperti dijanjikan Ketua Umum Ridho Rahmadi? Hasil Pemilu 2024 yang membuktikannya.

ANTARA

Baca Juga:Ketimbang Buru-buru Sebut Nama, Partai Ummat Pilih Diskusi Dulu Kriteria Capres yang Dibutuhkan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini