Selain itu, sistem juga dilengkapi sistem cerdas yang mampu menyimpan data hasil screening untuk dikirimkan ke dokter gigi spesialis guna memperoleh pemeriksaan lebih lanjut dan diagnosis utama.
Inovasi ini juga diharapkan mampu mengatasi jumlah dokter gigi spesialis yang terbatas di beberapa daerah di Indonesia seperti Gorontalo, NTT, dan Maluku Utara, bahkan nihil di Papua Barat.
"Dengan berbasis teledentistry, alat ini mampu menyimpan hasil screening melalui sistem cerdas, selanjutnya dapat dikirimkan ke dokter gigi spesialis," imbuh salah satu anggota tim, Jeremy.
Ananta menambahkan, alat deteksi dini kanker rongga mulut karya mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) ini juga memiliki beberapa keunggulan antara lain mudah digunakan, konsumsi daya rendah, pemeriksaan lebih akurat, dan desain portable.
Baca Juga:Terpopuler: Sarapan Bergizi yang Berisiko Kanker Hingga Cara Cuci Tangan yang Bersih