Penyegelan Sekolahan Akibat Konflik Internal di Banyuwangi, Korbannya Murid-murid Jadi Terlantar

Akibat penyegelan sekolahan MTs dan MA Darul Huda di Banyuwangi Jawa Timur ( Jatim ), ratusan siswa terlantar tidak bisa masuk sekolah.

Muhammad Taufiq
Rabu, 17 Agustus 2022 | 19:27 WIB
Penyegelan Sekolahan Akibat Konflik Internal di Banyuwangi, Korbannya Murid-murid Jadi Terlantar
Kisruh penyegelan sekolah MA Darul Huda Banyuwangi. [Timesindonesia.co.id]

SuaraMalang.id - Akibat penyegelan sekolahan MTs dan MA Darul Huda di Banyuwangi Jawa Timur ( Jatim ), ratusan siswa terlantar tidak bisa masuk sekolah.

Kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut untuk sementara waktu diliburkan. Sebenarnya sudah ada solusi pemindahan ruang kelas baru, namun hal itu ditolak oleh dewan guru.

Ruang kelas baru tersebut, berada tak jauh dari lokasi yang saat ini tengah disegel. Lokasi baru, berada di sebelah utara dari madrasah yang selama ini mereka tempati.

Ruang kelas ini dibangun dua tahun terakhir, pasca Yayasan Darul Huda Alasbuluh bubar, dan semua asetnya diserahkan ke Yayasan Nurul Abror Robbaniyyin.

Baca Juga:Berani Tampil di Depan Presiden, Bupati Banyuwangi Ngaku Bangga dengan Farel

"Solusi dari penutupan gedung MTs dan MA Darul Huda sudah jelas. Kami sudah angkut semua kebutuhan KBM ke lokasi baru di utara," kata kuasa hukum Yayasan Nurul Abror Robbaniyyin, Ahmad Subhan, dikutip dari suarajatimpost.com jejaring media suara.com, Rabu (17/8/2022).

Namun, lanjut Subhan, oknum dewan guru MTs dan MA Darul Huda enggan menempati ruang kelas baru. Bahkan oknum guru itu memprovokasi pelajar untuk melakukan aksi dengan duduk di jalan, memegang tulisan-tulisan yang bernada provokatif.

Menurut Subhan, Yayasan Darul Huda Alasbuluh yang dikomandoi Saifuddin, mengadakan pertemuan besar yang melibatkan semua jajaran pengurus yayasan dan dewan guru.

Mulai tingkat RA sampai MA. Pertemuan yang dilaksanakan di salah satu gedung sekolah putri di Pondok Pesantren Nurul Abror Al-Robbaniyin itu, berlangsung pada Minggu, 5 Juli 2020.

"Dalam pertemuan tersebut, Saifuddin membacakan beberapa kesepakatan internal Yayasan Darul Huda. Salah satunya, Yayasan Darul Huda membubarkan diri dan menyerahkan serta melimpahkan semua asetnya kepada yayasan Nurul Abror Al-Robbaniyin," ujarnya.

Baca Juga:Pesan Presiden Jokowi Buat Farel Prayoga yang Sudah Bikin Istana Negara Bergoyang

Sementara lembaga MTs dan MA Darul Huda ditutup. Pernyataan Saifuddin ini, disertai bukti fisik audio visual yang masih tersimpan rapi.

"Karena yayasan Darul Huda menyerahkan semua aset kepada Yayasan Nurul Abror Al-Robbaniyin, maka kami sebagai penerima, memproses agar semua aset bisa terselamatkan dan dipergunakan dengan baik, termasuk gedung MTs dan MA Darul Huda," tegasnya.

Namun i’tikad tersebut mendapat halangan yang cukup keras dari oknum-oknum guru MTs dan MA Darul Huda. Dengan menjadikan oknum masyarakat sebagai bamper, seolah-olah ingin membenturkan yayasan dengan masyarakat.

Bersamaan dengan itu, kepala MA Darul Huda Abdurrahman meminta keringanan waktu 1 atau 2 tahun, untuk berusaha membuat bangunan gedung sekolah di utara. Setelah dua tahun, gedung berdiri.

"Sebenarnya mereka sudah mendapat tanah jariyah dari salah satu masyarakat, dan sudah dibangun 3 lokal ruang kelas. Tapi anehnya mereka juga tidak mau pindah," pungkasnya.

Ratusan siswa MTs dan MA serta guru di Yayasan Darul Huda, Dusun Krajan, Desa Alasbuluh, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, tergusur dari sekolahnya sendiri. Konflik itu muncul diduga karena sengketa lahan.

Tak hanya itu gedung sekolah juga disegel sejak Sabtu (13/8/2022). Ini karena salah satu warga mengklaim sebagai pemilik lahan. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini