SuaraMalang.id - Dalam rapat koordinasi penanganan masalah konflik sosial yang melibatkan warga Desa Mulyorejo Jember dan Banyuwanyar Kalibaru Banyuwangi disimpulkan kalau akar masalahnya pemalakan atau premanisme.
Oleh sebab itu, TNI mendukung pemberantasan kelompok preman yang meresahkan warga di Desa Mulyorejo Kecamatan Silo tersebut. Di lain pihak, TNI mendorong agar warga yang berkonflik duduk bersama menyelesaikannya dengan berembuk.
Hal ini disampaikan Komandan Distrik Militer 0824 Letnan Kolonel Infantri Batara C. Pangaribuan dalam rapat tersebut, Senin (08/08/2022). Rapat itu dipimpin langsung Gubernur Khofifah Indar Parawansa.
"Kami setuju dan mendorong agar kelompok preman ini segera diberantas, karena dari awal kami sudah memonitor kelompok ini yang menjadi salah satu penyebab utama," katanya dikutip dari beritajatim.com jejaring media suara.com, Selasa (09/08/2022).
Baca Juga:Usai Aksi Pembakaran, Polisi Patroli untuk Pastikan Situasi Kondusif di Mulyorejo Jember
"Masyarakat sudah resah dan membuat mereka bergerak. Kelompok preman ini harus kita selesaikan," katanya menambahkan.
Rapat digelar menyusul terjadinya pembakaran sejumlah rumah dan kendaraan di Mulyorejo oleh massa sepanjang 3 Juli hingga 5 Agustus 2022. Akibat aksi itu 4 rumah, 3 mobil dan puluhan sepeda motor dibakar.
Belakangan polisi berhasil mengungkap, bahwa sebagian besar pelaku adalah warga Banyuanyar yang merasa marah karena menjadi korban pemerasan preman Mulyorejo.
Mulyorejo dan Banyuanyar memang berbatasan, dan sebagian warga dua desa tersebut adalah petani kopi di lahan milik Perhutani.
Pangaribuan juga menyarankan Perhutani agar bersikap tegas dalam menentukan wilayah yang menjadi tanggung jawab Kabupaten Jember dan wilayah yang menjadi tanggung jawab Kabupaten Banyuwangi.
Baca Juga:Akar Masalah Konflik Sosial Warga di Mulyorejo Jember Dipicu Pemalakan Petani Kopi
"Sehingga masyarakat bisa bekerja tanpa kekhawatiran. Perlu ada penegasan, kalau itu wilayah Kabupaten Jember, apakah masyarakat Banyuwangi boleh di sana atau tidak," katanya.
Ia meminta kepada semua pihak mewaspadai adanya hasutan dari kelompok-kelompok lain yang memperbesar konflik.
Sementara itu Camat Silo Joni Pelita Kurniawansah sudah langsung mendekati masyarakat Dusun Patungrejo dan Dampikrejo di Mulyorejo begitu terjadi aksi pembakaran pertama, 3 Juli 2022.
"Kami meminta masyarakat tidak bertindak anarkis," katanya menambahkan.
Bersama kepolisian sektor, Koramil, Satuan Polisi Pamong Praja, pemerintah kecamatan membentuk tim bersama.
"Kami juga membentuk tim pengamanan swakarsa dan sudah berjalan. Alhamdulillah," kata Joni. Ada tiga titik pengamanan yakni di Dampikrejo, Patungrejo, dan sisi utara jalur kawasan Kalibaru.
Situasi saat ini sudah aman. "Masyarakat sudah melakukan aktivitas seperti biasanya dan sudah tidak ada rasa takut," kata Joni.