Larung Sesaji di Kawah Gunung Bromo, Puncak Perayaan Yadnya Kasada

Pasca dua tahun pandemi Covid-19, pelaksanaan Yadnya Kasada dapat diikuti secara langsung oleh seluruh umat Hindu Tengger.

Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Jum'at, 17 Juni 2022 | 09:57 WIB
Larung Sesaji di Kawah Gunung Bromo, Puncak Perayaan Yadnya Kasada
Masayarakat Tengger Larung Sesaji di Kawah Gunung Bromo, Puncak Perayaan Yadnya Kasada. [Timesindonesia.co.id]

SuaraMalang.id - Masyarakat Tengger merampungkan serangkaian Yadnya Kasada, Kamis (16/6/2022). Ritual masyarakat adat di kawasan Gunung Bromo, Jawa Timur tersebut berlangsung semarak dan khidmat.

Pasca dua tahun pandemi Covid-19, pelaksanaan Yadnya Kasada dapat diikuti  secara langsung oleh seluruh umat Hindu Tengger. Ribuan warga berkumpul merayakan puncak ritual tersebut di Puri Luhur Puten.

Seperti diwartakan Timesindonesia.co.id, Banyaknya jumlah warga yang hadir itu pun berbanding lurus dengan banyaknya sesaji yang dilarung ke kawah Gunung Bromo.

Ratusan warga Tengger di tiga daerah lainnya juga turut melarung sesaji. Seperti warga Tengger dari Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang.

Baca Juga:Ritual Mendak Tirta jelang Yadnya Kasada

Memontum itu jadi berkah bagi warga Tengger lainnya. Sebab, sesaji yang dilarung itu diambil kembali oleh warga lainnya dan menjadi berkah bagi mereka. Warga Tengger percaya, sesaji yang diambil dari kawah itu dapat memberikan kesejahteraan pada keluarga dan kehidupannya.

"Setelah melarung sesaji, saya memungut sesaji yang dilarung warga lain. Tidak masalah, karena sesaji itu membawa berkah," ungkap Suliami (59) asal Desa Sariwani, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.

Ibu dengan dua anak itu mengaku, sesaji yang didapatkan pada perayaan Yadnya Kasada tahun ini lebih banyak dibanding tahun sebelumnya. Sebab, banyak warga Tengger dari daerah lain yang datang. Ditambah lagi pengunjung yang turut meramaikan perayaan tersebut. "Sudah dua hari saya melarung dan mengambil sesaji dari warga lain yang melarung," kata dia. 

Hal senada juga disampaikan Sutomo, asal Kecamatan Sumber, Kabupaten Probolinggo. Selama tiga hari ia dan keluarga berada di kawah tersebut, dengan hasil mengais sesaji sudah cukup banyak. 

Ia mengaku pendapatan sesaji tahun ini lebih banyak daripada tahun sebelumnya. Bahkan jenis sesaji yang didapatkan bervariasi, dari makanan, hingga hewan ternak dan uang.

Baca Juga:Suku Tengger di Probolinggo Gelar Ritual Mendak Tirta Jelang Perayaan Yadnya Kasada tahun 1944 Saka

"Sekarang rame, apalagi yang melarung tidak hanya warga Tengger. Pengunjung juga ikut melarung. Kalau tidak dengan makanan mereka melarung dengan melempar uang," kata dia saat ditemui usai upacara Yadnya Kasada.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini