Jalan Tengah Astronomi Solusi Perbedaan Penentuan Awal Ramadhan

Penetapan awal Ramadhan ummat Islam di Indonesia tidak selalu sama. Termasuk tahun ini, besar kemungkinan ummat bakal terbelah dalam menjalani puasa Ramadhan.

Muhammad Taufiq
Jum'at, 01 April 2022 | 10:52 WIB
Jalan Tengah Astronomi Solusi Perbedaan Penentuan Awal Ramadhan
Ilustrasi Ramadhan. (Pixabay/Suhail Suri)

SuaraMalang.id - Penetapan awal Ramadhan ummat Islam di Indonesia tidak selalu sama. Termasuk tahun ini, besar kemungkinan ummat bakal terbelah dalam menjalani puasa Ramadhan.

Bagi warga Muhammadiyah, salat Tarawih bakal dilaksanakan nanti malam dan besok berpuasa. Namun Pemerintah melalui Kementerian Agama baru akan menggelar sidang isbat penentuan awal Ramadhan pada Jumat (01/04/2022) sore ini.

Sidang isbat dilakukan setelah menerima laporan dari para pemantau hilal yang tersebar di 101 titik mulai dari Sabang sampai Merauke.

Nantinya umat Muslim Indonesia akan mengetahui kapan jatuhnya 1 Ramadhan, apakah jatuh pada Sabtu atau Minggu. Namun Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menentukan 1 Ramadhan sejak jauh-jauh hari.

Baca Juga:Awal Ramadhan Masih Menunggu Sidang Isbat, Ini Alasan Metode Penentuannya Berbeda ?

Muhammadiyah yang menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal menilai bahwa pada Jumat 1 April 2022 M, ijtimak jelang Ramadhan 1443 H terjadi pada pukul 13:27:13 WIB.

Tinggi Bulan pada saat Matahari terbenam di Yogyakarta (f = -07° 48¢ LS dan l = 110° 21¢ BT ) = +02° 18¢ 12² (hilal sudah wujud), dan di seluruh wilayah Indonesia pada saat Matahari terbenam itu Bulan berada di atas ufuk. Dengan demikian, Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadan 1443H jatuh pada hari Sabtu, 2 April 2022.

Sementara Nahdlatul Ulama (NU) yang menggunakan metode rukyatul hilal menilai posisi hilal pada Jumat berada sedikit di atas kriteria imkanur rukyah (kemungkinan hilal bisa terlihat).

Data hisab Lembaga Falakiyah PBNU menunjukkan keadaan hilal sudah berada di atas ufuk, tepatnya +2 derajat 04 menit 12 detik dan lama hilal 9 menit 49 detik yang dipantau di Kantor PBNU Jakarta, koordinat 6º 11’ 25” LS 106º 50’ 50” BT. Sementara konjungsi atau ijtimak bulan terjadi pada Jumat 1 April 2021 pukul 13:25:54 WIB.

Adapun letak matahari terbenam berada pada posisi 4 derajat 34 menit 09 detik utara titik barat, sedangkan letak hilal pada posisi 2 derajat 48 menit 22 menit utara titik barat. Adapun kedudukan hilal berada pada 1 derajat 45 menit 47 detik selatan matahari dalam keadaan miring ke selatan dengan elongasi 3 derajat 24 menit 06 detik.

Baca Juga:Kenapa Penentuan Awal Ramadhan Bisa Berbeda? Begini Penjelasannya

Bagi NU dengan ketinggian 2 derajat lebih 4 menit dan 3 derajat 4 menit, hilal tampaknya akan sulit dirukyat. Terlebih umur bulan yang belum mencapai 8 jam. Jika hilal tidak terlihat, otomatis bulan Syaban akan digenapkan menjadi 30 hari. Dengan begitu, awal Ramadhan 1443H bisa jatuh pada Minggu 3 April 2022. Sementara Sabtu, 2 April 2022, masih terhitung tanggal 30 Syaban 1443 H.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini