Kisah Warga Supiturang Menggali Harta Bendanya yang Tertimbun Abu dan Lahar Erupsi Semeru

Warga terdampak Erupsi Gunung Semeru mencari harta bendanya yang tertimbun abu dan lahar.

Chandra Iswinarno
Kamis, 09 Desember 2021 | 12:07 WIB
Kisah Warga Supiturang Menggali Harta Bendanya yang Tertimbun Abu dan Lahar Erupsi Semeru
Warga kampung Umbulan, Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang terlihat mencangkuli reruntuhan rumahnya yang tertimbun abu dan lahar pada Kamis (9/12/2021) pagi. [Beritajatim.com]

SuaraMalang.id - Enam hari setelah Erupsi Gunung Semeru yang mengejutkan Warga Desa Supiturang Kecamatan Pronojiwo Kabupaten Lumajang masih menyisakan duka yang mendalam. Dalam catatan sementara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ada 39 warga meninggal dan 13 orang hilang.

Pun juga kerugian materiil tercatat ada 2.970 rumah penduduk terdampak erupsi. Meski begitu, upaya evakuasi harta benda milik warga terdampak Erupsi Gunung Semeru, yang terjadi pada Sabtu (4/12/2021), terus diupayakan secara mandiri. Salah satunya dilakukan warga Kampung Umbulan Sumbersari Desa Supiturang Randi.

Dibantu kedua anaknya, pria berusia 62 tahun sejak Kamis (9/12/2021) pagi, berusaha mencangkuli timbunan abu vulkanik yang mengubur perabot rumahnya. Seseakali dia menyisihkan debi tersebut untuk memastikan kemungkinan ditemukan perabot miliknya yang lain.

Setelah memastikan tidak menemukan perabotnya, ia kembali menancapkan cangkulnya ke tanah. Pun usahanya kembali sia-sia, hingga beberapa kali cangkulan tak menemukan sisa harta bendanya yang masih utuh.

Baca Juga:Viral! Masjid di Lereng Gunung Semeru Masih Utuh, Warganet: Subhanallah Allahu Akbar

“Tidak ada yang sisa. Semuanya habis. Terkubur lahar Semeru,” ungkap Radi seperti dikutip Beritajatim.com-jaringan Suara.com pada Kamis (9/12/2021).

Untuk mencari sisa harta benda, Radi coba meratakan debu vulkanik yang mengubur rumahnya. Dia sendiri mendapatkan bantuan tenaga relawan untuk membersihkan reruntuhan rumahnya usai diterjang erupsi Semeru.

Disela-selanya mengais harta benda yang terkubur abu Erupsi Semeru, Radi bercerita jika dirinya hanya memiliki baju yang melekat di tubuhnya saat ini.

“Cuma punya baju ini saja. Saat lari menyelamatkan diri cuma bawa baju saja. Semuanya hancur diterjang Erupsi Semeru,” tuturnya.

Kala erupsi terjadi, Radi pun lari menyelamatkan diri. Saat itu, dia merasakan suasana kampungnya tidak seperti biasanya.

Baca Juga:Mulai Kamis Pagi, Akses Menuju Lokasi Terdampak Erupsi Desa Supiturang Lumajang Dibatasi

“Saya lari ke arah bawah itu. Tapi ada kayak asap banyak, seperti awan panas putih besar, menyelimuti kampung. Lalu cuaca langsung gelap,” kenang Radi.

Sebelumnya diberitakan, Bupati Lumajang Thoriqul Haq menginstruksikan pembatasan akses menuju lokasi terdampak Erupsi Gunung Semeru di Desa Supiturang Kecamatan Pronojiwo Kabupaten Lumajang pada Kamis (9/12/2021) pagi.

Sejumlah petugas menjaga portal di depan Balai Desa Supiturang menuju dusun yang terdampak Erupsi Semeru.

“Pembatasan ini kami lakukan atas instruksi Bupati Lumajang. Pertama alasannya untuk mempermudah akses petugas dan relawan untuk proses evakuasi warga terdampak,” kata Wadanki Satbrimob Polda Jatim, IPDA Devi Krisyana yang menjaga portal di depan Balai Desa Supiturang.

Devi mengemukakan, penjagaan tersebut sesuai dengan instruksi dari Bupati Lumajang. Dia menjelaskan, penjagaan di jalan masuk tersebut untuk menghalau masyarakat yang tidak berkepentingan.

“Kita halau masyarakat yang tidak berkepentingan. Karena apa untuk memudahkan aktivitas petugas dan relawan menolong warga serta evakuasi barang,” katanya.

“Barang berharga warga masih ada dirumah. Kita lakukan evakuasi biar tidak terjadi pencurian dan penjarahan, masyarakat yang tidak berkepentingan kita halau agar tidak masuk lokasi bencana,” ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini