SuaraMalang.id - Ratusan siswa di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur putus sekolah selama pandemi Covid-19.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Pemkab Banyuwangi, Suratno mengatakan, kasus siswa berhenti sekolah didominasi pelajar jenjang sekolah menengah pertama (SMP).
"Siswa SD 29 anak, dan 115 siswa SMP," kata Suratno mengutip dari Suaraindonesia.co.id jaringan Suara.com, Kamis (16/9/2021).
Dijelaskannya, faktor ekonomi keluarga yang terdampak pandemi Covid-19 menjadi faktor utama penyebab ratusan siswa putus sekolah.
Baca Juga:Polda Jatim: Malang Raya dan Banyuwangi Jadi Sasaran Kebijakan Ganjil Genap
"Kedua demotivasi atau beberapa anak karena sekolah di masa pandemi ini banyak dilakukan di rumah, mereka merasa seperti tidak sekolah dan terpaksa keluar dari sekolah," sambungnya.
Merespon kondisi itu, lanjut dia, Dinas Pendidikan Pemkab Banyuwangi berupaya mengajak para pelajar tersebut agar bisa kembali bersekolah dengan menguatkan program zero drop out. Tujuannya untuk menekan kecenderungan anak putus sekolah.
"Kepala sekolah dan bapak ibu guru, kami dorong sejauh mungkin mempertahankan anak-anak yang sudah drop out kembali ke sekolah," katanya.
Selain itu, lanjut Suratno, jika kendalanya biaya bisa di hentaskan melalui berbagai program afirmasi yang dimiliki Dinas Pendidikan. Diantaranya Siswa Asuh Siswa maupun Sekolah Asuh Sekolah (SAS), Program Indonesia Pintar (PIP), uang saku, dan program uang transport.
"Bagi yang masih sekolah tentu terus dimotivasi, kalau ada anak-anak yang rentan putus sekolah segera dilakukan penanganan. Walaupun terpaksa anak keluar dari pendidikan formal, juga tetap kita minta didampingi, minimal bisa melanjutkan ke kejar paket," tandasnya.
Baca Juga:Potensi Tsunami Selatan Jawa, BPBD Banyuwangi Imbau Warga Pesisir Jangan Panik