SuaraMalang.id - Warga Surabaya ramai-ramai mengecam rencana Wali Kota Eri Cahyadi yang akan menggunakan gedung sekolah sebagai tempat untuk isolasi mandiri (isoman) pasien Covid-19.
Sebelumnya, Wali Kota Surabaya tersebut mengerluarkan rilis yang menyebut jika salah satu tempat yang dipersiapkan untuk isoman adalah gedung sekolah. Pernyataan tersebut disampaikan pada Rabu (21/7/2021) lalu.
Warga yang mengetahui informasi tersebut pun langsung menolak rencana tersebut, seperti yang dilakukan warga di wilayah Gunung Sari, Dukuh Pakis, Surabaya. Seorang warga RT03 Kelurahan Gunungsari, Robert secara tegas menolak, jika Gedung SD Gunungsari I yang berdekatan dengan permukiman warga dijadikan tempat isoman.
"Ini sudah menjadi kesepakatan warga bersama, jika warga menolak jika gedung sekolah dijadikan tempat isolasi mandiri. Karena warga khawatir jika warga terdampak," kata Robert seperti dilansir Suaraindonesia.co.id-jaringan Suara.com pada Jumat (23/7/2021).
Baca Juga:10 Pasien Covid-19 di Tanjungpinang Meninggal Dunia Saat Isolasi Mandiri
Selain Robert, seorang wali murid, Maylinda juga turut menolak pemilihan gedung sekolah dijadikan tempat isoman.
"Kalau menurutku emang tidak pas dibuat tempat isoman, karena fungsinya sendiri sebagai tempat belajar. Walaupun selama pandemi ini sekolah juga ditutup," ungkapnya.
Bukan tanpa sebab, dia menolak kebijakan tersebut, karena dapat menimbul rasa kekhawatiran di warga sekitar sekolah.
"Apalagi ada beberapa sekolah yang dekat dengan pemukiman warga yang padat penduduk," imbuhnya.
Selain di Kelurahan Gunungsari, Warga Barata Jaya RT03/RW05 Kecamatan Gubeng juga menegaskan penolakan pemakaian gedung SDN Barata Jaya sebagai tempat isolasi mandiri pasien Covid-19. Mereka bahkan mengelar aksi demo di depan SDN Barata Jaya dengan membawa spanduk penolakan bertuliskan Seluruh warga Barata Jaya menolak keras SDN Barata Jaya dijadikan tempat isoman Covid-19.
Baca Juga:Warga Baratajaya Surabaya Demo Tolak Gedung SDN Dipakai untuk Isoman
"Kami pasang poster dan spanduk ini sebagai bentuk aspirasi dan penolakan kami, karena info yang kami dapatkan sangat mendadak," ujar Ketua RT03 Imam Setiono pada Jumat (23/7/2021).
Dia mengaku baru mengetahui kabar tersebut dari penuturan penjaga sekolah pada Kamis (22/7/2021) kemarin.
"Awalnya informasinya mendadak, kemarin pagi baru dapat warga dan pihak sekolah (SD) yang mau dijadikan untuk isolasi mandiri dan tidak ada sosialiasi dari pihak kelurahan," katanya.
Dia berharap Pemkot Surabaya bisa mempertimbangkan kembali keputusan tersebut dan memilih tempat lain yang lebih layak dan aman dijadikan tempat isolasi mandiri.
"Pemilihannya juga harus mempertimbangkan lokasi, di sini kan banyak lansia, daerah perumahan juga, lalu akses menuju jalan besar juga sulit. Padahal saya sudah membatasi mobilitas warga," tegasnya.
Sementara itu, Camat Dukuh Pakis I'in Trisnoningsih berjanji akan menyampaikan keluhan warganya yang menolak pemakaian gedung sekolah sebagai tempat isolasi mandiri ke Pemkot Surabaya.
"Namun rencana ini mendapat penolakan dari warga yang berdekatan dengan sekolah SDN Gunungsari I. Mereka menyampaikan keluhan dan keberatan. Agar gedung sekolah tidak dijadikan tempat isolasi. Sehingga kami menyampaikan ke Pemkot Surabaya," jelasnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa akan ada pilihan alternatif lain sebagai pengganti tempat isolasi mandiri.