SuaraMalang.id - Amerika Serikat kecewa dan meradang dengan sikap China yang menolak penyelidikan tahap kedua tentang asal usul Covid-19, Kamis 22 Juli 2021.
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berencana melanjutkan tahap kedua penyelidikan tersebut. Namun rencana itu ditentang oleh China.
Pada Mei 2021, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memerintahkan pembantunya untuk menemukan jawaban pertanyaan tentang asal mula COVID-19.
Pada saat itu ia mengungkapkan bahwa badan intelijen AS sedang mengejar teori saingan yang kemungkinan mencakup kebocoran laboratorium di China.
Baca Juga:Resep Chili Oil ala Restoran China, Bisa Tahan 1 Bulan!
Di sisi lain, WHO pada Juli ini mengusulkan studi tahap kedua asal mula COVID-19 di China, termasuk audit laboratorium dan pasar di Kota Wuhan, dan meminta keterbukaan informasi dari pihak berwenang.
Biden mendukung penyelidikan tersebut selain investigasi versinya sendiri. Namun, China menolak penyelidikan tersebut, demikian disampaikan Juru Bicara Gedung Putih Jen Psaki dalam konferensi pers.
"Sikap mereka tak bertanggung jawab dan terus terang, berbahaya," katanya.
Wakil Menteri Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) Zeng Yixin di hadapan awak media menyebut rencana WHO "mengabaikan akal sehat dan menentang sains".
Zeng kembali menegaskan sikap China bahwa sejumlah data tidak dapat sepenuhnya dibagikan karena pertimbangan privasi. Kasus COVID-19 yang pertama kali diketahui muncul di Kota Wuhan, China tengah pada Desember 2019.
Baca Juga:Viral Pria Bagi-bagi Uang Dolar di Pesta Pernikahan, Tamu Syok Hingga Bengong
Virus itu mulanya diyakini menginfeksi manusia dari hewan yang dijual sebagai makanan di sebuah pasar kota. Namun belakangan hal itu memicu penasaran dan tanda tanya besar. ANTARA