Klaster Hajatan di Kabupaten Banyuwangi Bertambah, Jadi 43 Warga Positif Covid-19

Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi dr Widji Lestariono mengatakan, klaster hajatan ini juga mengakibatkan seorang dokter yang bertugas terpapar Covid-19

Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Jum'at, 18 Juni 2021 | 23:22 WIB
Klaster Hajatan di Kabupaten Banyuwangi Bertambah, Jadi 43 Warga Positif Covid-19
Ilustrasi COVID-19. Klaster Hajatan di Banyuwangi Bertambah Jadi 43 Positif Covid-19, Salah Satunya Dokter. [Unsplash/Martin Sanchez]

SuaraMalang.id - Klaster hajatan di Desa Wringinpitu, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur terus bertambah. Tercatat ada 43 orang positif Covid-19 dari sebelumnya 30 orang yang terpapar virus. Seorang diantaranya meninggal.

Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi dr Widji Lestariono mengatakan, klaster hajatan ini juga mengakibatkan seorang dokter yang bertugas terpapar Covid-19. Dokter yang bersangkutan diduga tertular saat melakukan tracing atau pelacakan terhadap ratusan warga yang kontak erat dengan pasien positif.

"Jumlah kasus perhari ini mencapai 43 kasus. Satu pasien meninggal dunia. Juga ada satu dokter yang terpapar COVID-19 saat melakukan tracing klaster hajatan," katanya dikutip dari timesindonesia.co.id --jejaring media suara.com, Jumat (18/6/2021).

Ia melanjutkan, pasien meninggal merupakan seorang pria dengan komorbid (penyakit penyerta atau penyakit bawaan), yakni memiliki riwayat diabetes dan hipertensi.

Baca Juga:Begini Kronologis Perusakan Pos Penyekatan dan Tes Swab di Suramadu

Sedangkan, dokter yang terpapar Covid-19 merupakan tenaga kesehatan di Puskesmas Tegaldlimo.

"Saat ini yang bersangkutan (dokter) sedang menjalani isolasi mandiri, karena memang tidak menunjukkan gejala," sambungnya.

Klaster hajatan, lanjut dia, bermula dari Dusun Ringinsari, saat ini sudah meluas hingga ke dusun sebelah. Satgas Covid-19 Kecamatan Tegaldlimo kemudian memberlakukan pembatasan aktivitas kegiatan masyarakat. Tujuannya agar penularan tidak semakin meluas.

"Jadi ada tiga dusun yang kita batasi kegiatan masyarakatnya. Yakni, Ringinsari, Ringinanom, dan dusun Bayatrejo. Disana dijaga 24 jam oleh Satgas kecamatan," ujarnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, penularan ini bersumber dari dapur hajatan. Salah satu dari pembantu hajatan diduga kuat membawa virus dan menularkan kepada rekan pembantu hajatan lainnya.

Baca Juga:Ricuh, Pos Penyekatan Jembatan Suramadu Dirusak Warga

Dari data Satgas Covid-19, pada waktu hajatan pernikahan berlangsung di Desa Wringinpitu, ada keluarga berjumlah 4 orang secara bersamaan ikut membantu. Saat itu, keseluruhannya memiliki gejala mirip Covid-19.

Setelah ditemukan kasus positif, selanjutnya pada hari Kamis (10/6/2021), petugas dari Puskesmas Tegaldlimo memeriksa total 152 orang dan didapati 30 orang yang positif. Meskipun terjadi penularan yang cukup tinggi, namun keluarga tuan rumah hajatan justru tidak tertular.

Meskipun pembatasan dilakukan, namun Satgas Kecamatan setempat memberikan jaminan kepada masyarakat yang melakukan isolasi mandiri. Vitamin dan kebutuhan makan secara rutin diberikan setiap harinya.

"Untuk kebutuhan hidup warga yang isolasi mandiri sepenuhnya disokong oleh Satgas kecamatan. Dipenuhi kebutuhan makannya 3 kali sehari selama masa isolasi," kata dr Rio.

Klaster hajatan ini merupakan kali pertama terjadi di Banyuwangi. Sebab itu, Dinas Kesehatan mengimbau seluruh masyarakat agar terus patuh aturan pencegahan penularan Covid-19.

"Meski sudah divaksin, 3M ini wajib ya. Harus terus dipatuhi setiap hari. Karena sepenuhnya imun belum terbentuk, maka penularan masih tetap bisa terjadi," tegasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini