SuaraMalang.id - Viral video diduga penembakan terhadap Idris Al-Marbawy atau Gus Idris berbuntut panjang. Kekinian, Pengasuh Pondok Pesantren Thoriqul Jannah, Babadan, Ngajum, Kabupaten Malang, Jawa Timur itu diperiksa pihak kepolisian.
Kapolres Malang, AKBP Hendri Umar mengatakan, sudah memintai keterangan sejumlah enam orang yang masih berstatus saksi tersebut, termasuk Gus Idris. Lima orang saksi lainnya, yakni juru bicara dan empat santri Gus Idris.
"Ini sekarang tadi malam sudah selesai diambil keterangan. Pertama Gus Idris, jubirnya Ian Firdaus dan empat santrinya yang meng-upload video itu di (YouTube) Gus Idrus Official itu," kata dia, Rabu (3/3/2021).
Pemeriksaan, lanjut dia, untuk menyelidiki apakah ada dugaan unsur pidana dalam video yang diunggah dan menghebohkan dunia maya tersebut.
Baca Juga:Gus Idris Bantah Videonya Hoaks: Ini Murni Serangan Sihir, Bukan Penembakan
"(pemeriksaan) apakah ada unsur pidana yang dilakukan dari mereka ini dengan meng-upload suatu berita yang kita anggap memunculkan kegaduhan," sambung dia.
AKBP Hendri menambahkan, penyelidikan kasus ini juga melibatkan Subdit Cyber Crime Polda Jatim. Keputusan apakah tindakan dari pengunggahan video itu apakah hoaks atau tidak adalah kewenangan dari Subdit Cyber Crime Polda Jatim.
"Kami sedang koordinasikan ada unsur pidana yang dilakukan atau tidak. Kami sedang koordinasi Subdit Cyber Crime Polda Jatim," ujarnya.
Sementara itu, Gus Idris membantah bahwa viral video tersebut hoaks. Ia meyakini insiden yang dialami itu merupakan serangan sihir.
"Menurut saya itu murni serangan sihir. Bukan penembakan. Di video suara tembakan. Insyallah 100 persen bukan penembakan," jelasnya dikutip suara.com dari akun YouTube Gus Idris Official.
Baca Juga:Terungkap! Polisi Pastikan Penembakan Gus Idris yang Heboh di Malang Hoaks
Ia melanjutkan, akibat serangan tersebut kemudian sempat dilarikan ke rumah sakit.
"Dan ternyata di rumah sakit penyakit yang diderita itu nggak ngerti dokternya karena bukan ahlinya di bidang itu. Bukan penembakan. Karena itu kesalahan saja," kata dia.
Ia kemudian melakukan ritual pengobatan alternatif.
"Makannya nggak ke rumah sakit, diobati lewat Topo Geni di sungai. Alhamdulilah berkah doa panjenengan semua," sambung dia.
Kontributor : Bob Bimantara Leander