Mengintip Ratusan Patung Penari Gandrung Mandi Usai Hujan Abu Gunung Raung

Hujan abu vulkanik Gunung Raung cukup berdampak di wilayah Banyuwangi. Termasuk terhadap ratusan patung penari Gandrung, sehingga perlu dibersihkan.

Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Senin, 15 Februari 2021 | 22:10 WIB
Mengintip Ratusan Patung Penari Gandrung Mandi Usai Hujan Abu Gunung Raung
Petugas membersihkan patung penari Gandrung di Banyuwangi. [Foto: Beritajatim.com]

SuaraMalang.id - Ratusan patung penari Gandrung di Taman Gandrung Terakota, Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Banyuwangi dimandikan.

Prosesi pemandian itu untuk membersihkan kotoran usai diguyur hujan abu Gunung Raung. Total ada sekitar 600 – 700 patung yang dibersihkan.

Manager Operasional Taman Gandrung Terakota, Muhammad Muttaqin mengatakan, tidak semua kotoran yang menempel pada patung harus dibersihkan. Lantaran ada beberapa hal yang harus diperhatikan.

“Khusus abu ini memang harus dibersihkan. Tapi kalau jamur itu memang tidak kita bersihkan, karena itu memang bagian dari artistik patung itu sendiri,” katanya, seperti dikutip dari beritajatim.com jaringan suara.com, Senin (15/2/2021).

Baca Juga:Transformasi Banyuwangi, dari Daerah Miskin Menuju Kota Pariwisata Dunia

“Jadi karena patung itu ada sela-selanya yang masuk, debu masuk di situ. Kebetulan karena hari Senin kita libur sekalian waktunya untuk membersihkan patung dari debu,” imbuhnya.

Ia melanjutkan, bahwa dampak hujan abu vulkanik Gunung Raung di lokasi wisatanya tak signifikan. Sebab skalanya masih tergolong kecil.

“Kalau dampak bagi lokasi kita mungkin tidak terlalu terasa, tapi beberapa jenis sayuran yang kami tanam memang langsung mati. Karena, sama persis dengan di Bromo. Debunya kan masih kandungan mineral, sulfurnya masih tinggi, jadi daunnya langsung layu,” jelasnya.

Namun, lanjut dia, dampak abu vulkanik berpengaruh pada jumlah kunjungan wisatawan. Maksimal, jumlah kunjungan sekitar 50-80 orang wisatawan perhari.

“Adanya pengetatan waktu kunjungan, ditambah adanya erupsi Gunung Raung ini memang terasa sekali. Biasanya itu setiap minggu kita berharap ada 150 – 200 orang, itu sekarang berkurang. Apalagi seminggu terakhir aliran hujan abu mengarah ke sini itu jadi sangat berpengaruh,” ujarnya.

Baca Juga:Fakta Baru, Koin Kuno Banyuwangi Dari Dinasti Sung Dipakai Zaman Majapahit

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini