SuaraMalang.id - Dinas Kesehatan Kota Batu ikut angkat bicara terkait perbincangan tentang efek samping vaksin Astrazeneca untuk menangkal COVID-19.
Mereka membenarkan bahwa vaksin jenis Astrazeneca tersebut memiliki efek samping, namun peluang terjadinya sangat minim atau "very rare".
Dalam isu yang berkembang, vaksin Astrazeneca ini disebut dapat memperlambat pembekuan darah, memicu demam, hingga memicu sindrom thrombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS).
Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Batu, Susana Indahwati, mengonfirmasi adanya efek samping tersebut, namun menekankan bahwa tingkat kejadian kasusnya sangat langka.
Hal ini berdasarkan surat penjelasan publik nomor HM.01.1.2.05.24.35 pada 5 Mei 2024 tentang pemantauan jangka panjang keamanan vaksin COVID-19 jenis Astrazeneca. BPOM juga telah melakukan monitoring dalam pemantauan Post Authorization Safety Study (PASS).
"Industri farmasi pemegang Emergency Use Authorization (EUA) wajib melaksanakan PASS dan menyampaikan laporan kepada BPOM. Pada 22 Februari 2021, lebih dari 73 juta dosis telah digunakan dalam program vaksinasi di Indonesia," ujar Susana, Kamis (16/5/2024).
Pemantauan keamanan vaksin di Indonesia juga dilakukan oleh Kementerian Kesehatan bersama dengan Komite Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KOMNAS PP KIPI).
Pemantauan ini termasuk surveilans aktif terhadap Kejadian Ikutan dengan Perhatian Khusus (KIPK) pada program vaksinasi COVID-19 selama periode Maret 2021–Juli 2022 di 14 rumah sakit sentinel di 7 provinsi di Indonesia.
"Hasil kajiannya memang ada, namun sangat jarang. Misal dari 10 ribu kejadian hanya terdapat 1 kasus. Hingga April 2024, tidak terdapat laporan kejadian terkait keamanan termasuk kejadian TTS di Indonesia yang berhubungan dengan vaksin COVID-19 Astrazeneca," terangnya.
Susan menjelaskan bahwa kejadian TTS yang sangat jarang tersebut terjadi pada periode 4 hingga 42 hari setelah pemberian dosis vaksin. Artinya, jika TTS terjadi di luar periode tersebut, maka kejadian TTS tidak terkait dengan penggunaan vaksin tersebut.
Berita Terkait
-
Liburan Anti Bosan di Malang Skyland: Panduan Lengkap Harga Tiket dan Aktivitas
-
BRI Tebar Kebaikan di Bulan Suci, Ribuan Sembako Disalurkan & Pemudik Dimudahkan
-
Demi Mengabdi, Mahasiswa Rantau AM UM Tak Pulang Kampung saat Lebaran!
-
6 Restoran di Malang untuk Halal bi Halal: Dari Nuansa Jawa Kuno Hingga Hidangan Internasional
-
Mau Mudik? Ini Daftar Harga Tiket Bus AKAP Jakarta-Malang Jelang Lebaran 2025
Terpopuler
- Mudik Lebaran Berujung Petaka, Honda BR-V Terbakar Gara-Gara Ulang Iseng Bocah
- Persija Jakarta: Kalau Transfer Fee Oke, Rizky Ridho Mau Ya Silahkan
- 3 Pemain Liga Inggris yang Bisa Dinaturalisasi Timnas Indonesia untuk Lawan China dan Jepang
- Pemain Kelahiran Jakarta Ini Musim Depan Jadi Lawan Kevin Diks di Bundesliga?
- Infinix Hot 50 vs Redmi 13: Sama-sama Sejutaan Tapi Beda Performa Begini
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Daftar 23 Pemain Timnas Indonesia U-17 di Piala Asia U-17 2025
-
Terungkap! MisteriHilangnya Oksigen di Stadion GBK Saat Timnas Indonesia vs Bahrain
-
Tolak Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Ini Bakal Setim dengan Cristiano Ronaldo
-
Kisah Heroik Sugianto, WNI yang Jadi 'Pahlawan' dalam Tragedi Kebakaran Korea Selatan
-
Kabar Duka! Legenda Persebaya Putut Wijanarko Meninggal Dunia
Terkini
-
Volume Kendaraan di Tol Singosari Meningkat, Ini Tips Berkendara Aman yang Harus Dilakukan
-
Program BRI Menanam "Grow & Green Diwujudkan di Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno
-
Isi Rumah Warga Gondanglegi Malang Ludes, Pelaku Ternyata Orang Terdekat
-
BRImo Jadi Solusi Transaksi Digital yang Cepat, Aman, dan Efisien Selama Libur Lebaran
-
BRI Dampingi Nasabah Lewat Layanan AgenBRILink, Permudah Transaksi saat Mudik Idulfitri 2025