SuaraMalang.id - Kelurahan Pagentan, Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, menyimpan sejarah panjang tentang salah satu masjid tertua di wilayah Malang Raya, Masjid At-Thoiriyah, yang lebih dikenal dengan sebutan Masjid Bungkuk.
Dibangun sejak tahun 1835 Masehi, masjid ini merupakan bukti dari awal penyebaran Islam oleh Kiai Hamimuddin, atau Mbah Bungkuk, pengikut setia Pangeran Diponegoro.
Penyebaran Islam oleh Mbah Bungkuk dimulai dari sebuah musala sederhana di tengah hutan, yang lantas berkembang menjadi pusat syiar Islam di Malang Raya.
Memiliki sejarah yang erat dengan Perang Jawa, Mbah Bungkuk memilih Singosari sebagai tempat untuk melakukan syiar Islam setelah terpencar dari kelompok Pangeran Diponegoro akibat perlawanan terhadap tentara kolonial Belanda.
Masjid Bungkuk awalnya dibangun dari material seadanya, dengan dinding berbahan bambu yang mirip gubuk atau surau.
Kendati Islam merupakan hal baru bagi mayoritas masyarakat setempat yang menganut Hindu, perlahan masyarakat mulai tertarik dengan syiar yang dilakukan Mbah Bungkuk.
Sebagai bentuk akulturasi dengan agama sebelumnya, empat pilar kayu di masjid ini diperkuat dengan batu gilang, yang berfungsi sebagai penyangga bangunan terhadap getaran gempa bumi.
Penggunaan batu gilang ini mengadopsi teknik yang digunakan dalam pembangunan candi pada agama Hindu, sebagai simbol penghormatan terhadap kepercayaan sebelumnya.
Kini, Masjid Bungkuk tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah tetapi juga sebagai saksi bisu perkembangan Islam di Malang Raya.
Baca Juga: 6 Destinasi Wisata Religi di Malang Raya untuk Menenangkan Hati
Keempat pilar kayu asli masih berdiri kokoh, membuktikan ketangguhan struktur bangunan yang telah berusia hampir dua abad.
Di samping masjid, terdapat makam Mbah Bungkuk yang wafat pada tahun 1850 Masehi. Makam ini menjadi tempat ziarah bagi banyak orang, tidak hanya sebagai bentuk penghormatan tetapi juga sebagai sarana untuk mengenal lebih dekat sejarah Islam di daerah tersebut.
Di sekitar area pemakaman juga terdapat makam sanak keluarga Mbah Bungkuk, yang terjaga dengan pagar besi tahan karat.
Masjid At-Thoiriyah, atau Masjid Bungkuk, tidak hanya menjadi pusat kegiatan keagamaan tapi juga menjadi sumber inspirasi dan pembelajaran tentang sejarah Islam dan budaya lokal bagi generasi saat ini dan mendatang.
Kontributor : Elizabeth Yati
Berita Terkait
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
-
Toyota Investasi Bioetanol Rp 2,5 T di Lampung, Bahlil: Semakin Banyak, Semakin Bagus!
Terkini
-
BRI Jangkau 4.909 Desa Lewat Program Desa BRILiaN untuk Dorong Ekonomi Inklusif Nasional
-
Salurkan BLTS Kesra Tahap I Senilai Rp4,4 Triliun, BRI Optimistis Kesejahteraan Bisa Tercapai
-
Pengusaha UMKM Peroleh Legalitas Usaha melalui Festival Kemudahan dan Pelindungan Usaha Mikro
-
DANA Kaget Untuk Awali Pekan, Ada 5 Link Asli masih Berisi Saldo Ratusan Ribu
-
Tangames Rek, Rebutan DANA Kaget Jumat Berkah Sebelum Keabisan! Siapa Cepet, Dia Dapat