SuaraMalang.id - Kasus hukum Tragedi Kanjuruhan menjadi salah satu bahan ajang debat calon presiden (capres) edisi pertama pada Selasa (12/12/2023). Koalisi Masyarakat Sipil menolak peristiwa yang mengakibatkan 135 korban jiwa tersebut hanya jadi komoditas politik elektoral.
Lembaga Bantuan Hukum (LBH) pos Malang, Daniel Siagian mengatakan, tidak sepatutnya isu Hak Asasi Manusia (HAM), termasuk kasus Kanjuruhan dijadikan sebagai komoditas politik untuk mendongkrak elektabilitas. Dia mengingatkan sebaiknya isu tersebut diperkuat dengan komitmen realisasi secara konkrit mengenai penyelesaian kasus HAM secara Pro-Yustisia.
"Kami menilai bahwa adanya impunitas dan minimnya akuntabilitas proses penegakan hukum terhadap Kasus Kanjuruhan menjadi problem krusial sehingga tidak mencerminkan aspek keadilan bagi korban Kanjuruhan yang diperkuat dengan upaya untuk mengaburkan orientasi keadilan bagi korban dan proses peradilan yang sesat (Malicious trial process)," katanya Kamis (14/12/2023).
Menurutnya, proses peradilan yang dilakukan masih jauh dari harapan keluarga korban. Terbukti dengan ringannya pemidanaan terhadap pelaku level menengah.
Selain itu, kata dia, beberapa rekomendasi Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) dan lembaga negara lainnya tidak sepenuhnya dijalankan dalam proses penegakan hukum.
"Bahwa selama ini dalam proses hukum penuntasan kanjuruhan justru membuktikan kegagalan negara (lack of ability and willingness of states) dalam memberikan keadilan bagi korban," jelasnya.
Disingung berkenaan Capres nomor urut 1 Anies Baswedan yang menyatakan perlu investigasi ulang kasus Kanjuruhan saat ajang debat capres, Daniel menegaskan permasalahan utama bukan tentang investigasi ulang.
"Tapi melakukan penegakan hukum secara berkeadilan dan berkelanjutan," ujarnya.
Kegagalan penegakan hukum kasus Kanjuruhan, adalah tidak sanggup atau enggan mengusut keterlibatan level atas, yakni orang-orang decision maker atau pengambil keputusan. Seharusnya mereka juga bertanggung jawab, namun justru tidak tersentuh hukum.
Baca Juga: PKL di Alun-Alun Kota Batu Sepakat Tak Ingin Ada Baliho Capres
"Ambil contoh Komjen Purnawirawan Muhammad Iriawan atau Iwan Bule yang pada saat (menjabat) Ketua Umum PSSI, dia memiliki tanggung jawab karena PSSI bekerja sama kepolisian mengenai pengamanan, yang terjadi pengamanan eksesif (perbuatan melebihi ketentuan)," ujarnya.
Ia melanjutkan, ada beberapa perwira tinggi kepolisian seharusnya diadili, justru terkesan kebal hukum. Dicontohkannya, Irjen Pol Nico Afinta sebagai Kapolda Jawa Timur.
"Seharusnya diperiksa, minimal sebagai saksi," katanya.
Sementara itu, Isaatus Saadah, kakak dari Wildan Ramadan korban Tragedi Kanjuruhan mengatakan, pihaknya merasa jauh dari akses penegakan hukum berkeadilan.
"Harapannya untuk semua calon presiden ada komitmen yang jelas untuk pengusutan tuntas, baik terhadap pelanggar HAM berat di masa lalu maupun Tragedi Kanjuruhan, tapi masalahnya kami hari ini sebagai masyarakat mau berharap kepada siapa, kepada negara yang terus melakukan impunitas, atau penegak hukum yang selalu tajam ke bawah tapi tumpul ke atas, atau para politikus yang memberikan janji-janji saja saat kampanye," jelasnya.
Ia melanjutkan, Jaringan Solidaritas Keadilan Korban Kanjuruhan (JSKK) akan terus memperjuangkan hak atas kebenaran, keadilan dan pemulihan korban dan keluarga korban tragedi Kanjuruhan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Skincare Reza Gladys Dinyatakan Ilegal, Fitri Salhuteru Tampilkan Surat Keterangan Notifikasi BPOM
- Tanggal 18 Agustus 2025 Cuti Bersama atau Libur Nasional? Simak Aturan Resminya
- 3 Klub yang Dirumorkan Rekrut Thom Haye, Berlabuh Kemana?
- Pemain Liga Inggris Rp 5,21 Miliar Siap Bela Timnas Indonesia di SEA Games 2025
- Selamat Datang Jay Idzes! Klub Turin Buka Pintu untuk Kapten Timnas Indonesia
Pilihan
-
Adu Kokoh Maarten Paes vs Emil Audero: Siapa Pilihan Kluivert di Kualifikasi Piala Dunia 2026?
-
Prediksi Starting XI Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Senjata Rahasia Garuda di Jeddah?
-
5 Untung Rugi Jay Idzes ke Torino: Lonjakan Karier atau Tantangan Berisiko?
-
Selamat Tinggal Mees Hilgers! FC Twente Tak Sabar Dapat Duit Rp120 Miliar
-
Satu Kota Dua Juara: Persib dan Satria Muda Siap Cetak Sejarah Baru
Terkini
-
BRI Dukung Pemerintah untuk Salurkan BSU 2025 hingga Rp2,25 Triliun
-
PPATK Blokir Rekening Pasif, Simak Tips BRI untuk Layanan Perbankan yang Aman
-
Dara Farm: Tanpa KUR BRI, Saya Mungkin Tidak Bisa Memulai Usaha
-
BRI Cetak Aiko Maju, UMKM Tangguh Pemasok Bahan Utama Program MBG di Kepulauan Siau
-
Cara Klaim Kompensasi Tiket KA Akibat Argo Bromo Anggrek Anjlok